Sebuah cerita singkat
dari pengalaman hidupku ketika kecil hingga dewasa seperti saat ini yang akan
dituliskan dalam sebuah buku suatu saat nanti.
Namaku Yosua Andreas, nama yang
diperoleh dari pemberian mamaku. Ada alasan yang mendasari dalam pemberian nama
itu. Yaitu Yosua, seorang hamba yang menggantikan Musa untuk memimpin bangsa
Israel menuju Tanah Kanaan, dan Andreas, seorang murid Yesus. Mama ingin sekali
aku menjadi seperti Yosua yang memimpin bangsa Israel menuju Kanaan, dalam
artian menjadi pedoman hidup bagi orang lain untuk memenuhi janji-janji Tuhan.
Aku terlahir menjadi anak ketiga
dari 3 orang bersaudara. Jarak usiaku dengan kakak dan abangku cukup jauh,
yakni 9 dan 10 tahun. Hal ini dikarenakan dulu sempat mama dan papaku tidak
merencanakan untuk memiliki tiga orang anak. Namun entah kenapa mereka berubah
pikiran dan memutuskan untuk melahirkan anak ketiga. Maka lahirlah aku ke dunia
yang indah yang diciptakan Tuhan ini.
Sepanjang masa-masa kecilku hingga
melanjutkan sekolah menengah atas, aku kurang merasakan kasih sayang seorang
papa. Dulu ketika aku kecil, papaku sangat jarang berada di rumah. Berangkat
kerja jam 7 pagi dan pulang ke rumah bisa jam 12 malam. Dulu papa adalah
seorang penjudi. Di samping pekerjaannya sebagai pegawai negeri di salah satu
perusahaan BUMN, papa adalah seorang penjudi dan suka pulang malam. Maka sangat
kurang komunikasiku dengan seorang papa. Dalam satu hari bisa saja tidak
bertemu, karena aku berangkat sekolah pukul 6 pagi dan tidur malam biasanya
pukul 22. Hal ini mengakibatkan hubunganku dengan papa tidak sebaik hubunganku
dengan mamaku.
Hal yang tidak akan terlupakan
olehku adalah saat mama dan papaku bertengkar hebat. Papaku sampai melempar HP
nya ke arah muka mamaku, untungnya HP tersebut mengenai tembok dan pecah. Hal
itu terjadi berulang kali. Mamaku saat itu menangis sangat sedih, dan aku
sangat membenci papaku. Papa juga sering meminta uang untuk membayar kekalahan
bermain judi, padahal uang di tangan mamaku sangat sedikit dan itu untuk
bayaran uang sekolahku. Tapi papaku memaksa hingga mamaku mengalah, dan mama
hanya menangis di depanku karena saat itu kakak dan abang sudah merantau untuk
kuliah dan bekerja. Aku begitu kasihan dan sedih kepada mamaku. Hari-hariku
dari SD kulewati hanya bersama mama di rumah. Jarang sekali figur seorang papa
tampak di tengah-tengah keluarga kami.
Tiap malam mama menangis dan berdoa untuk
mengampuni kesalahan-kesalahan papaku dan tidak menimpakan untuk anak-anaknya.
Itu doa yang utama dipanjatkan oleh mamaku tiap hari bahkan sebelum aku lahir.
Karena papa sudah berjudi sebelum kakakku yang sulung lahir. Mama mohon kepada
Tuhan agar anak-anaknya tidak menjadi seorang penjudi. Dia sangat memohon belas
kasihan dengan Tuhan.
Singkat cerita, aku bertumbuh semakin hari
menjadi semakin dewasa. Saat itu aku belum begitu mengenal Yesus. Bahkan aku
kurang tertarik dengan pergi-pergi ke gereja. Namun, suatu waktu di usiaku yang
ke 16 tahun aku mulai dibukakan untuk pergi ke Gereja dan mencari Tuhan melalui
firman-Nya. Saat itu aku mulai bergereja di salah satu gereja karismatik
bersama mama. Mama mulai gereja disana karena awalnya merasa malu untuk pergi
ke Gereja lama, sebab tidak ada papa yang mendampingi. Sering orang-orang
bertanya pada mama mengapa papa tidak ikut. Dan hal itu membuat mamaku menjadi
risih dan memutuskan tiap Minggu ke gereja karismatik saja. Tiap minggu aku dan
mama bergereja, imanku semakin dibangkitkan dan pengenalanku akan Yesus Kristus
semakin dibukakan. Tiap pagi aku rajin untuk bernyanyi dan membaca renungan
pagi. Tiap minggu aku hampir tidak pernah absen untuk pergi ke Rumah Tuhan
karena itu menjadi kesenangan bagiku.
Selang beberapa waktu, suatu cobaan datang
menghampiriku. Tampaknya iblis tidak suka ada seorang anak Tuhan yang sedang
naik level. Si iblis mencobaiku dengan perantaraan perempuan. Aku dulu sempat
berpacaran dengan seorang yang beda agama. Padahal Firman Tuhan menentang keras
akan hal itu. Akibatnya aku, yang semula sangat rajin membaca renungan dan ke
Gereja, lama kelamaan mulai malas untuk melakukannya lagi. Tampaknya iblis
sudah memasuki diriku menggantikan Roh Kudus yang telah kuusir keluar dari
hatiku. Hari-hari yang telah kulewati begitu suram. Bahkan selama aku
berpacaran dengan dia, aku jadi suka mencari situs-situs yang negatif. Aku
bahkan tak jarang untuk membuka situs tersebut lalu mengunduhnya ke ponsel. Hampir
tiap hari aku melakukannya karena tidak ada seorang pun yang tahu, karena di
rumah aku sering sendirian saat mamaku pergi ke luar. Hal-hal seperti itu
sering kulakukan setiap hari tanpa sepengetahuan mamaku. Aku telah membohongi
mamaku.
Singkat cerita, aku putus dengan pacarku itu karena
dengan alasan beda agama. Aku sedikit demi sedikit mulai melupakan dia dan
meninggalkan kenangan-kenangan buruk yang ada. Lalu selang satu tahun kemudian,
aku meninggalkan sekolahku dan lanjut ke jenjang perkuliahan. Aku mulai
merantau sedangkan kakak dan abangku sudah pada bekerja. Yang ada di rumah
sekarang hanya mama dan papa. Awalnya memang mama sangat sedih, namun dia
sangat berharap aku bisa menjadi seorang yang sukses di tanah perantauan.
Masa-masa awal perkuliahanku pun dimulai, dan
aku sudah melepaskan dosa untuk berpacaran dengan beda agama tersebut. Aku
sudah mengambil pelajaran berharga dari situ untuk tidak akan pernah mengulangi
kesalahan yang sama. Namun, iblis mulai mencobaiku lagi. Di saat-saat waktu
sendiriku di kosan, aku mulai berpikir untuk mengulang dosa yang pernah kubuat
waktu sekolah, yaitu menonton film porno. Aku begitu terobsesi dengan hal
tersebut. Si iblis bahkan mengikat diriku seperti dengan rantai yang sangat
keras hingga aku tidak bisa melepaskannya.
Namun, aku berusaha untuk tidak menunjukkan
kepada orang lain bahwa aku sedang terbelenggu seperti itu. Aku bahkan
dipercayakan untuk melayani menjadi pelayan Tuhan untuk kemahasiswaan. Aku
begitu sungguh-sungguh dan semangat dalam melayani karena itu adalah pertama bagiku
untuk melayani bersama teman-teman seiman. Tiap hari aku sering menuliskan
firman-firman Tuhan di media sosial, sering memberitakan karya Tuhan pada
teman-teman dan suatu hari aku diangkat untuk menjadi pelayanan kemahasiswaan
selama satu tahun. Aku begitu senang dan begitu bersyukur pada Tuhan karena itu
adalah kesukaanku. Selama satu tahun aku pelayanan di kemahasiswaan dan banyak
pengalaman yang kudapatkan. Dari mulai cara berorganisasi, bekerjasama,
integritas, totalitas, dan sebagainya. Bahkan belum sampai disitu, aku
dipercayakan lagi untuk menjadi seorang ketua panitia dalam perayaan Natal di
kampus. Hal itu tidak aku sia-siakan dan aku kerjakan dengan maksimal.
Hingga ada saatnya aku berkenalan dengan
seorang perempuan dan tampaknya Tuhan telah menunjukkan kebaikanNya padaku saat
itu. Aku sangat senang dan aku sungguh begitu gembira pada
pencapaian-pencapaianku. Namun, iblis tampaknya tidak senang akan hal itu. Hal
itu membuat aku selama berpacaran bukanlah menjadi pribadi yang semakin baik,
malah sebaliknya. Emosiku sering meluap, aku sangat mudah tersinggung, aku
sangat mudah berpikiran negatif, dan aku kembali terperangkap dalam dosa
pornografi. Sebenarnya selama aku pelayanan aku masih mengkonsumsi ‘barang
pornografi’ tersebut, namun tidak separah yang ini. Aku bahkan sering mengurung
diri di kamar saat aku sedang stress, dan melampiaskannya untuk menonton film
tersebut dan merangsang diriku berulang-ulang. Padahal saat itu aku memiliki tanggung
jawab dalam pelayanan mahasiswa. Aku seperti tidak peduli akan
perkataan-perkataan Firman Tuhan dalam Alkitab. Aku lebih sering menafsirkannya
berdasarkan logikaku sendiri. Aku sangat mendalami hal-hal yang berbau sejarah
dan mitos, dan hampir tidak mengenali lagi apa itu Firman Tuhan. Aku merasa
Tuhan seperti jauh dari diriku, tapi aku selalu mohon ampun pada Tuhan, tapi
aku selalu mengulang kesalahan yang sama. Aku seperti berjalan dan jatuh pada
lubang yang sama berkali-kali tiada hentinya. Pelayananku seperti tidak berarti
lagi bagiku, aku sangat tidak loyal dan tidak bertanggungjawab pada
pelayananku. Semua karakterku, kepercayaan diriku, keyakinanku semakin lama
semakin terenggut oleh keinginan iblis. Iblis tampaknya sangat sayang padaku
karena aku selalu menuruti perintahnya. Hidupku seperti itu terus menerus selama
1 tahun, dan hingga 2 tahun.
Singkat cerita, akhirnya aku putus dengan
pacarku saat itu karena berbagai masalah yang dihadapi. Aku seperti kacau
balau. Aku seperti berada pada suatu tempat tapi hati dan jiwaku seperti tidak
berada pada tempat itu. Sering resah, kuatir yang kualami karena aku tidak
membukakan pintu bagi Roh Kudus untuk masuk dalam hatiku. Aku lebih sering
menggunakan logikaku pada berbagai hal, bahkan pada Firman Tuhan. Tiap hari aku
terbelenggu oleh dosa yang sama berulang-ulang dan tidak ada seorang pun yang
tahu akan hal itu. Sangat sulit untuk melepaskannya. Bahkan aku pernah mencoba
untuk beberapa hari tidak mengonsumsi hal itu, namun tidak bisa. Keinginan
dagingku sangat kuat akan hal itu. Aku seperti kehilangan harapan akan masa
depan.
Hari demi hari kulewati, bulan demi bulan,
menuju pergantian tahun ke tahun 2016. Aku mendengarkan khotbah yang tidak akan
kulupakan sampai saat ini, yaitu mengenai kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua
kalinya. Pendeta yang berkhotbah saat itu tampaknya sangat menegur diriku dan
sangat masuk ke dalam hatiku. Sebab kedatangan Tuhan sudah begitu dekat saat
ini. Sampai kapan aku tetap memelihara dosaku ini? Tampaknya tidak ada waktu
lagi selain merubahnya dari sekarang. Aku sangat takut Tuhan tidak mengenalku
lagi dan membiarkanku masuk ke dalam api kekekalan. Aku sujud berdoa pada Tuhan
dengan sepenuh hati, seperti hambaNya Daud yang meminta belas kasihan pada
Tuhan karena telah melakukan dosa dan telah melanggar perintah Tuhan, demikian
aku pada saat itu. Berhari-hari aku terlihat murung dan tampak banyak sekali
penyesalan dalam diriku. Selama 2 tahun pelayananku seperti tidak berarti
karena aku tidak melakukannya dengan sepenuh hati dan sesuai dengan kehendak
Tuhan. Selama 2 tahun aku seperti seorang yang sangat munafik di muka bumi ini.
Aku berdoa dan menyesal pada Tuhan.
Dan di tahun ini, tahun 2016, aku sangat
mengimani seorang hamba Tuhan yang berkata bahwa ini adalah tahun pembebasan
seutuhnya. Aku berteriak dan percaya akan disembuhkan dan dibebaskan dari
belenggu iblis ini. Perlahan aku mulai bisa memaafkan dan melupakan masa
laluku, dan perlahan aku mulai meninggalkan dosa pornografiku. Hari berganti
hari, bulan berganti bulan, aku sungguh dilepaskan oleh kuasa Tuhan. Roh
Kudus-Nya tinggal menetap di dalam hatiku dan sedikit demi sedikit yang hilang
dari diriku berangsur kembali. Keyakinanku, kepercayaan diriku, pikiran
positif, semangat, bahkan dilebihkan oleh Tuhan lebih dari sebelumnya.
Logika-logikaku pun berangsur dikalahkan oleh iman pada Yesus dan kesukaanku
adalah membaca Firman Tuhan. Tiap hari pagi dan malam aku merenungkannya dan
akan meng’khatamkan’ dari Kejadian sampai Wahyu. Karena aku mengimani Tuhan dan
ingin mengenal Tuhan lebih dekat lagi. Semua yang dulu pernah terjadi kuanggap
rugi saat ini, saat aku mengenal Tuhan lebih dalam dan lebih lagi. Tak akan
pernah lagi aku menyusahkan Tuhan, aku akan membuat Tuhan senang selalu.
Kesukaanku untuk memberitakan kebaikanNya, meberitakan injil-Nya dimanapun itu,
karena aku telah merasakan kebaikan Tuhan yang sangat besar dalam hidupku saat
ini.
Terimakasih Yesus, hal-hal yang terjadi
dahulu tidaklah sia-sia bagiku, justru hal itu menguntungkan bagiku sehingga
aku bisa mengenal kebaikanMu lebih dalam dan sudah pernah merasakan pahitnya
jauh dari-Mu. Thanks Jesus!! (YA)
Yohanes 14:16-18 :
Aku akan minta kepada Bapa 1 , dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong 2 s yang
lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 14:17 yaitu Roh Kebenaran 3 . t Dunia
tidak dapat menerima Dia, u sebab
dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab
Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu4 . Aku tidak akan meninggalkan
kamu sebagai yatim piatu. v Aku
datang kembali kepadamu
Thanks ka yosuaaaa.. Memberkati sekali.. Gbu kaka..
ReplyDelete