Inilah perayaan natal di kampusku, di Unpad Jatinangor. Untuk
kesekian kalinya tiap akhir tahun, kampus kami mengadakan perayaan natal ini.
Pengurus KMPK (Keluarga Mahasiswa Protestan Katolik) pun telah membuka oprec
untuk kepanitiaan ini. Ada yang masuk di bidang acara, transkomsi, logistik,
dana usaha, dekor, publikasi dokumentasi, dan juga BPH.
Untuk pertama
kalinya, aku dipercayakan menjadi ketua dalam kepanitiaan ini. Sungguh tak
masuk akal bagiku, karena seorang ketua adalah orang yang memiliki pengalaman,
tegas, dan cakap dalam memecahkan masalah. Aku mempunyai masalah pada itu
semua. Aku menyangkal bahwa aku tak pantas, orang lainlah yang lebih pantas.
(Lalu kata Musa kepada Tuhan
: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman
kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah” Keluaran
4:10)
Dalam
pergumulanku, aku berdoa agar Tuhan memberiku hikmat atas semua ini. Aku diberikan
kesempatan berdoa selama 4 hari. Waktu itu cukup bagiku, karena aku berpikir
tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sebelumnya, aku memang sangat ingin
memiliki kemampuan untuk memimpin, karena impianku adalah menjadi seorang
pemimpin besar yang berlandaskan firman Tuhan. Dalam setiap doaku, aku ingin
diperlengkapi dengan Roh Kudus agar dapat berkata-kata dengan baik dan tepat
dalam mengambil sebuah keputusan.
Empat hari pun
berlalu, dan aku diminta untuk memberitahu jawaban doa tersebut. Entah mengapa,
aku seperti merasa siap. Sangat berbanding terbalik dengan sebelumnya, dimana
aku merasa sangat gugup dan tak tahu harus berbuat apa. Karena aku sangat
alergi berbicara di depan orang banyak, apalagi semua keputusan, tindakan,
pendapat terakhir akan ada di tanganku. Aku merasa seperti diantara dua jurang,
jurang pertama tidak begitu dalam, namun terdapat banyak hewan buas, sedangkan
jurang kedua sangat dalam, namun aman dari serangan hewan buas. Kalian akan mengerti maksudku. Maka,
dengan hikmat yang Tuhan beri, aku melompat jauh ke jurang kedua, itulah
pilihan yang aku ambil. Walaupun awalnya terasa sakit.
Setelah itu, aku
sudah terpilih menjadi Ketua Natal pada periode 2013 ini. Rapat perdana pun
sudah aku jalani, dimana aku sangat sama sekali belum mengerti bagaimana
caranya memimpin. Apalagi dalam kepanitiaan ini, banyak mahasiswa baru dan
mereka butuh penerangan agar tak menjadi sesat. Hari pun berlalu, dan banyak
kritik dan masukan yang datang. Aku anggap itu wajar, karena itu adalah normal,
sebab seorang pemula tidak mungkin bisa langsung dengan sangat baik, butuh
proses, asalkan panitia pun mengerti apa esensi natal ini.
Pada
minggu-minggu berikutnya, rapat-rapat berikutnya, selalu aku tekankan bagaimana
arti pelayanan itu. Mereka (terutama mahasiswa baru) mengerti akan arti
pelayanan. Bahwasanya dalam kepanitiaan ini pun merupakan pelayanan, aku juga
menekankan pentingnya kekompakan dan kerjasama dalam kepanitiaan ini, dan yang
utama adalah kuasa doa. Kontak doa dilakukan rutin setiap minggu.
Setelah itu,
semua persiapan menjelang hari H tanggal 14 Desember 2013 pun sudah siap. Semua
bidang sudah mempersiapkannya. Tidak boleh ada lagi keraguan, semuanya hanya
diserahkan kepada Tuhan bagaimana acaranya pun nanti. Yang terpenting disini
adalah tujuan natal itu tercapai, dan orang yang mengikuti mengetahui apa arti
Natal sesungguhnya, bukan dilihat dari kemeriahannya.
Seluruh panitia
pun berkumpul, jumlahnya ada 27 orang, dan mereka semua sudah siap, karena hari
inilah acaranya berlangsung. Bidang dekor sudah melakukan dekorasi ruangan atau
spanduk, transkomsi sudah menyiapkan transportasi dan konsumsi, logistik sudah
siap untuk segala macam kelengkapan panggung, acara sudah mempersiapkan pelayan
altar maupun drama, dan bidang lainnya ikut membantu dan saling melengkapi.
Ibadah dan perayaan pun berjalan
dengan baik dan normal. “Kini saatnya aku dipanggil”. “Kepada
Yosua Andreas dipersilahkan untuk memberi kata sambutan”. Semua bersorak
dan aku merasa sangat bersyukur karena pada saat itu aku tidak gugup. Aku sudah
menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Dan aku pun melaluinya dengan sangat baik. Poin-poin yang sudah
aku persiapkan terlebih dahulu, dan aku berhasil memaparkan tema dan tujuan
dari natal KMPK FTIP FPIK 2013 ini.
Perayaan pun
dilakukan dengan baik, ada persembahan pujian dari beberapa warga, kuis
berhadiah , drama, dan terakhir adalah persembahan pujian panitia. Semua
panitia berkumpul dan mempersembahkan pujian, walaupun waktu latihan hanya
sekali, tapi kami berhasil menyanyikan Malam
Sunyi Senyap dicampur dengan Dia
Lahir Untuk Kami
Ibadah dan
perayaan pun berakhir dengan baik. Aku mengumpulkan semua panitia untuk
evaluasi acara dan kami bersama-sama berdoa dan bersyukur atas kelancaran acara
ini, dimana kami mempersiapkannya hanya dalam waktu satu bulan. Tetapi Tuhan
memampukan kami semua, kami semua sadar bahwa semua ini adalah campur tangan
Tuhan, karena dia yang memimpin kami semua.
Segala ucapan
syukur aku berikan pada Tuhan, karena doaku semua terkabul di semester 3 ini.
Aku sekarang sudah mempersiapkan ladangku untuk menerima hujan. Aku sudah siap
akan berkat Tuhan yang lebih lagi dalam hidupku. THANKS GOD!
(Keluaran 4:11-12 : Tetapi
Tuhan berfirman kepada Musa : Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah
yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah
Aku, yakni Tuhan? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan akan
mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan)
SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU 2014! TUHAN YESUS MEMBERKATI J