Pernah suatu kali saya
menemukan dua orang yang saling beradu argumen, yang satu berkata ,”Eh, di
gereja aku tuh ya dimana-mana dibaptis itu pake baptis percik”. Yang lain
berkata,”Ya terus? Masalah buat gue? Emang kenapa?”.
Jawab yang satu lagi,”Ya
gapapa. Aku tuh heran aja ya kok di gereja kamu waktu itu pake baptis
selam-selam gitu sih? Emangnya teh di celup-celup?”.
Yang satu lagi membantah,” Eh
enak aja lo. Lo dipercik-percik! Emangnya kembang di percik-percik?”
Lalu keduanya saling beradu
pendapat, masing-masing mempertahankan pendapatnya sesuai ketetapan di
gerejanya. Yang satu berkata bahwa baptis percik lah yang benar, sebab dengan
dipatis percik maka niscaya kita bisa masuk Sorga. Yang lainnya tidak terima
dan berkata bahwa dengan dibaptis selam lah kita bisa masuk Sorga.
Untuk membahas ini, pertama-tama
kita mengenal dulu apa itu baptis. Baptis berasal dari bahasa Yunani, yaitu bapto yang artinya masuk ke dalam air.
Nah, lalu apakah dengan ini berarti baptis selam kah yang benar? Lalu bagaimana
dengan yang baptis percik? Apakah mereka tidak bisa diterima di Kerajaan Sorga?
Sebelum itu, kita maju lagi
untuk mengenal apa itu fungsi baptis. Mari kita buka Alkitab kita di Kitab
Yohanes 3:5. Yohanes 3 adalah mengenai percakapan Yesus dengan seorang Farisi
yang bernama Nikodemus. Dalam ayatnya yang ke 5 berkata,” Jawab Yesus : Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan
Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah”.
Nah loh, Yesus sendiri
berkata demikian. Lalu apakah itu artinya apabila kita tidak dibaptis maka kita
tidak bisa masuk Kerajaan Allah?
Mari kita buka kembali kitab
Lukas 23:39-43 mengenai dua orang yang disalibkan bersama Yesus. Dalam ayatnya
yang ke 39-43 berkata, Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia,
katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan
kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau
takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita
memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan
perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lalu ia berkata: "Yesus,
ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Kata Yesus kepadanya: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama
dengan Aku di dalam Firdaus."
Dalam ayat itu diceritakan
mengenai 2 orang yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Yang satu menghujat
Yesus, sedangkan yang satu lagi menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Lalu
secara langsung tanpa pikir panjang Yesus berkata, “sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”.
Adakah dikatakan dalam ayat
tersebut kemudian Yesus berkata,” sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada….
Eh bro, maaf nih, kau udah dibaptis belum?
Lalu jawab orang tersebut,”Jangankan
dibaptis Tuhan, ayah saya saja seorang penjudi, ibu saya seorang pelacur, dan
saya sendiri seorang pembunuh. Gimana mau dibaptis” (Haha kan enggak).
Atau ada yang lebih ekstrem
lagi. Lalu Yesus berkata, “Eh bro, btw kau baptis apa? Baptis selam atau baptis
percik?”
“Baptis percik, Tuhan”, kata
orang tersebut. Lalu Yesus menjawab,”Wah maaf nih bro, kau harus dibaptis selam
supaya bisa bersama-sama Aku di Sorga”.
“Apa itu Tuhan? Yaudah Tuhan,
turunkan aku dengan Kuasa-Mu agar aku diselam ke air sekarang juga!”
(He-he-he kan enggak begitu).
Dari situ kita dapat menarik
kesimpulan, bahwa baptisan tidaklah menyelamatkan. Yang menyelamatkan hanya?
Hanya YESUS.
Lalu apa maksud perkataan
Yesus dalam Yohanes 3:5 tersebut?
Sering orang mensalahartikan
ayat tersebut dan kemudian menarik kesimpulan bahwa baptisan lah yang dapat
menyelamatkan.
Tapi, mari kita buka di ayat
6 nya. Ayat 6 nya berkata,” Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh”.
Saya akan membongkar sedikit
mengenai ayat ini yang telah saya terima dari pendeta saya. Dalam bahasa
Yunaninya, daging itu adalah sarx,
yang artinya tubuh manusia atau tubuh jasmani kita. Sedangkan Roh dalam
terjemahan asli Yunaninya adalah Pneu’ma yang
berarti “Tubuh Roh” (Roh huruf besar yang berarti Roh Kudus).
Lalu apa itu maksud air dalam
ayat ke-5??
Air dalam bahasa Yunani
adalah aqua. Sedangkan dalam
terjemahan aslinya dalam Kitab Yohanes tersebut, kata”air” dalam bahasa
Yunaninya bukanlah aqua, melainkan “hudos”.
Lalu apa itu hudos?
Apabila seorang ibu sedang
mengandung, dalam rahimnya dikelilingi oleh air. Air apakah itu? Iya benar. Air
ketuban. Itulah yang dimaksudkan dalam Yohanes 3:5. Bukanlah air aqua yang dimaksudkan, melainkan hudos yang berarti air ketuban.
Disini Yesus mengatakan bahwa
untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, seseorang harus dilahirkan kembali dalam
“air ketuban” dan dalam “Tubuh Roh”.
Berarti ayat ini mengatakan
dengan jelas bukanlah mengenai baptisan, melainkan mengenai “kelahiran
kembali”.
Lalu, apa itu “Tubuh Roh”
yang dimaksudkan Yesus?
Manusia dilahirkan sudah
memiliki 3, yaitu tubuh, jiwa, dan Roh. Lalu pertanyaannya, kemana “Tubuh Roh”
tersebut?
Saat Adam dan Hawa dilahirkan
ke dunia, apakah sudah memiliki Tubuh Roh? Jawabannya sudah. Lalu kemana Tubuh
Roh tersebut?
Dalam Kejadian 3 ayat 3
dikatakan Allah jelas bahwa “Janganlah kamu makan atau raba buah itu, nanti
kamu mati”. Lalu kejadiannya berlanjut, dan Adam bersama Hawa memakan buah itu.
Pertanyaannya, apakah mereka mati pada saat itu juga?? Jawabannya Tidak! Lalu
apa maksud Allah mengatakan bahwa mereka akan mati? Apakah Allah salah?
ALLAH TIDAK PERNAH SALAH.
Lalu apa yang dimaksud mati
oleh Allah? Itulah “Tubuh Roh” ! Oleh karena dosa Adam dan Hawa, Tubuh Roh kita
sudah mati sejak dilahirkan!
Pertanyaan lagi, saat kita
mati, tubuh kita ini masuk kemana? Masuk ke tanah (kuburan). Nah, yang masuk ke
Sorga apa dong? Itulah “Tubuh Roh”!
Bagaimana kita bisa memiliki
Tubuh Roh tersebut? Ya tentunya harus dilahirkan kembali. Apakah ada seseorang
di dunia ini yang tidak pernah lahir? Tidak.
Bagaimana cara kita
dilahrikan kembali oleh Roh tersebut?
Mari buka kitab Kisah Rasul
2:38, Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Itulah tahapan-tahapannya. Maka
kita harus “bertobat” dan “hendaklah memberi diri” dibaptis untuk menerima
karunia Roh Kudus.
Satu-satunya cara untuk
menerima keselamatan adalah “bertobat dan menerima Yesus!” Lalu apa fungsi
baptisan tersebut?
Saya kasih contoh saat kita
mengambil studi di sebuah perguruan tinggi pasti kita akan mengalami apa yang
dinamakan dengan wisuda. Saat seseorang sudah menyelesaikan semua SKS yang
disyaratkan dan sudah menyelesaikan skripsinya dan sidang akhir, maka orang
tersebut dinyatakan Lulus!
Lalu apabila suatu ketika,
tiba-tiba di hari mau wisuda nya orang tersebut sakit demam berdarah dan harus
di opname di rumah sakit sehingga tidak bisa mengikuti wisuda. Apakah gelar
kelulusannya dicabut? Tidak! Karena dia sudah dinyatakan lulus dan siap melamar
kerja dimanapun!
Sama halnya dengan baptis, itu
hanya menyimbolkan bahwa kita sudah “lulus” atau sudah bertobat dan bebas dari
dosa-dosa lama kita. Dengan artian tanpa dibaptis pun sebenarnya kita tetap
dapat diterima di Kerajaan Allah!!
Jadi, baptis hanya simbol
untuk menyatakan pertobatan kita dan mengubur dosa-dosa masa lalu kita.
Haleluya!
.
.
Lalu ada seorang saudara yang
berkata, “Kalau begitu kita selama di dunia ini ya senang-senang aja bro! Kan
gampang ntar kayak orang yang disalib disebelah Yesus itu, tinggal serahin diri
bertobat dan terima Yesus aja!”
Oh tidak saudara. Kita tidak
tahu kapan kita akan dipanggil. Matius 24:42-44 berkata, “Karena itu
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu
pada waktu mana pada malam hari pencuri
akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan
rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak
Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Bisa saja kita tidak
seberuntung orang yang disalib bersama Yesus tersebut. Bisa saja kita meninggal
secara langsung tanpa bisa berbicara lagi. Sebab kita tidak tahu kapan waktuNya
akan tiba.
Ada seorang saudara lagi yang
berkata,”Wey bro. Aku ini kan pelayan Tuhan nih, rajin Gereja, berdoa, saat
teduh, pelayanan. Berarti aku bakalan dapat upah yang lebih besar dong di
Sorga! Ketimbang kawan-kawanku yang gak pernah gereja, apalagi saat teduh.” Lalu
Tuhan berkata dari Sorga,”Terus? Gue musti koprol gitu?” (haha kan enggak).
Jelas sekali Yesus memberikan
perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur dalam Matius 20 (Buka
Alkitab).
Disini diceritakan mengenai
orang-orang upahan yang bekerja di kebun anggur. Ada yang bekerja dari pukul 9
pagi, 12 siang, 3 sore, dan pukul 5 sore. Dan masing-masing sepakat menerima
upahan 1 dinar. Lalu tibalah saatnya malam hari, dan mandurnya masing-masing
memberi mereka upahan 1 dinar. Maka terkejutlah pekerja yang sudah bekerja
sejak pagi melihat pekerja yang bekerja mulai sore memiliki upah yang sama
dengan dia. Maka pekerja tersebut tidak terima dan bersungut-sungut kepada
tuannya, maka tuannya itu menjawab
“Saudara, aku tidak berlaku
tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
Ambillah bagianmu dan
pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti
kepadamu.
Tidakkah aku bebas
mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena
aku murah hati?
Demikianlah orang yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang
terakhir."
Oleh sebab itu, hendaklah
kita jangan bermegah diri karena kita adalah pelayan Tuhan dan sangat dekat
pada Tuhan. Sebab upahan kita semua adalah sama. Justru tanggungan pada
pengikut Tuhan-lah yang sangat berat. Oleh sebab itu kita tidak boleh menyerah,
karena tugas kita adalah menjadikan bangsa muridNya seperti yang
diamanatkan pada kita.
Dan dari mulai
sekarang bertobatlah dan terima Yesus dalam kehidupan kita, karena kita tidak
tahu sampai kapan usia kita.
Tuhan Yesus memberkati.
-
Dikutip sebagian
dari intisari khotbah Pdt. Andi Panggabean mengenai Baptis -