Pendiri agama Kristen adalah seorang Yahudi bernama Yesus,
yang lahir di Betlehem, Palestina, antara tahun 8 hingga 4
SM. Tradisi biasanya menyebutkan bahwa dia lahir dalam bulan
Desember tahun pertama era Kristen yaitu, tahun 1 M, akan
tetapi telah diketahui sekarang bahwa hal ini salah. Dalam
catatan-catatan yang menyangkut Yesus -yakni Injil, empat di
antaranya terdapat dalam perjanjian baru yang ditulis
Matius, Markus, Lukas, dan Yahya- kita diberi tahu bahwa dia
lahir selama berkuasanya Raja Herodes dan pada saat Kerajaan
Romawi melaksanakan sensus penduduk. Kerajaan Romawi
melaksanakan sensus penduduk empat belas tahun sekali.
Sensus pertama berlangsung tahun 6 M; ini berarti bahwa
sensus sebelumnya dimulai tahun 8 SM, selama pemerintahan
Kaisar Augustus dan tanah Judea diperõntah Kerenius yang
dapat kita baca dalam Lukas 2:1-5. Kita juga diberi tahu
tentang bintang yang menuntun orang Majus ke tempat Yesus
berada, dan astronom Keppler, menghitung bahwa timbul
konjungsi antara Saturnus, Jupiter, dan Mars kira-kira tahun
7 SM yang menampakkan kesan sebagai bintang baru yang terang
benderang. Semua data ini mendukung kesimpulan bahwa Yesus
lahir antara tahun 8 hingga 4 SM. Kita juga dapat menentang
pendapat bahwa Yesus lahir bulan Desembers karena dalam
Injil Lukas terdapat gembala yang menggembalakan ternaknya
pada malam hari (2:8). Namun di Palestina pun cuaca dingin
dan turun sadju, jadi saat kelahiran itu pastilah di luar
musim dingin karena para gembala tidak akan keluar pada saat
tersebut. Musim yang lebih mungkin adalah musim semõ atau
musim rontok.
Penganut ajaran Kristen percaya bahwa ibu Yesus, yakni
Maria, melahirkan Yesus dalam keadaan masih perawan dan
belum bersetubuh dengan suaminya yaitu Yusuf. Anak tersebut
lahir karena kekuasaan Tuhan melalui roh kudus. Kaum Katolik
bahkan berkeyakinan bahwa Maria tetap perawan setelah
kelahiran Yesus. Saudara laki-laki dan perempuan Yesus yang
disebutkan dalam Markus 6:1-6 adalah anak-anak Yusuf dari
perkawinannya yang terdahulu.
Tidak banyak yang kita ketahui tentang Yesus di masa
kanak-kanak; kisahnya mulai banyak diungkapkan untuk
perjalanan hidupnya setelah berusia tigapuluhan, saat
dibaptis oleh Yahya. Yahya membaptis manusia sebagai
persiapan mereka untuk menerima kedatangan "juru selamat;"
pada waktu Yesus datang, dia menolak membaptis Yesus dengan
menyatakan bahwa Yahya tidak pantas membaptis Yesus, bahkan
sebaliknya dialah yang pantas dibaptis. Namun Yesus tetap
meminta Yahya membaptis dirinya; setelah dibaptis dia
mengasingkan diri selama 40 hari dan memikirkan "juru
selamat" yang bagaimanakah sebenarnya. Selama itu iblis
menggoda dia, membujuk Yesus agar menjadi pahlawan bagi
bangsa Yahudi, atau memenangkan dukungan bangsanya lewat
perbuatan kegaiban atau dengan memenuhi kepuasan material
bangsa Yahudi. Yesus menolak godaan ini, karena Dia sadar
bahwa Dia haruslah "juru selamat" yang menderita, yang akan
mati demi bangsanya.
Setelah meninggalkan gurun, dia memilih dua belas orang
sebagai teman dan muridnya. Murid-murid ini mempunyai latar
belakang yang beragam: Petrus dan Andreas adalah bersaudara
dan nelayan miskin; Yacob dan Yahya, juga bersaudara, adalah
nelayan juga, namun lebih makmur; Matius (atau Levi) adalah
pengumpul pajak yang bekerja bagi orang Romawi; ada anggota
kelompok Zealot yang fanatik; dan Yudas Iskariot, orang yang
pada akhirnya mengkhianati Yesus dan menyerahkannya kepada
musuhnya. Dari kedua belas muridnya, Petrus, Yacob dan Yahya
merupakan teman Yesus yang paling dekat.
Dalam Markus 6:1-6 Yesus disebut "tukang kayu," dan dari
sini diasumsikan bahwa sebelum terkenal, Yesus meneruskan
profesi ayahnya sebagai tukang kayu. Kita tidak mengetahui
latar belakang pendidikannya walaupun mungkin dia memperoleh
pendidikan dari cendekiawan monastik Yahudi, yakni kaum
Essenes, yang ajarannya banyak mirip dengan ajaran Kristen.
Namun dari kitab-kitab Injil dapat kita lihat bahwa dia
adalah manusia yang cerdas, arif dan penuh humor. Ajarannya
dia sampaikan lewat perumpamaan, dongeng, kisah-kisah pendek
yang mengandung makna mendalam. Teknik pengajaran seperti
inilah yang ditempuh para rabbi karena lebih mudah menangkap
makna lewat kisah-kisah pendek dibandingkan lewat
kisah-kisah panjang, atau lewat diskusi formal yang panjang.
Kisah-kisah atau perumpamaan Yesus adalah sederhana dan
langsung kena, kisah yang mudah disimak oleh siapa pun. Akan
tetapi, dia juga menggunakan kotbah, dan kotbah yang
terkenal adalah kotbah bukit (kotbah ini bukanlah satu
kotbah panjang, melainkan adalah intisari yang diambil dari
ucapan-ucapan Yesus dalam berbagai kejadian).
Di samping memberikan ajaran, Yesus juga menyembuhkan banyak
penyakit dan bahkan menghidupkan kembali orang mati.
Perlahan-lahan namanya termasyhur ke seluruh negeri dan
orang mulai berbisik-bisik mempersoalkan siapakah dia.
Pertama kali Yesus mengaku sebagai "juru selamat" yang telah
lama dinanti-nantikan di Caesarea Phillippi. Setelah dia
menanyakan kepada murid-muridnya tentang siapakah dia
disebut khalayak ramai, dia bertanya tentang siapakah dia di
mata para muridnya? Petrus, yang merupakan orang pemberani,
menjawab, "Engkau adalah juru selamat." Semenjak itu Yesus
mulai memperkenalkan ajaran-ajaran dan perintah-perintahnya
kepada kedua belas muridnya tentang tujuan kedatangannya.
Lalu dia diberi nama Kristus yang berarti "orang yang
diurapi." Segera setelah pengakuan oleh Petrus tentang dia
(Yesus) sebagai "juru selamat," dia mengajak Petrus, Yahya
dan Yacob ke suatu bukit, di mana pakaian dan wajah Yesus
menjadi bercahaya putih mengkilap dan dia berkomune dengan
Nabi Elisa dan Musa. Peristiwa ini disebut Transfigurasi
(perubahan tubuh).
Namun selama tiga tahun misi Yesus, tantangan terhadap
ajarannya meningkat terutama dari pihak Parisi dan Saduki.
Kaum Saduki adalah kelompok kecil aristokrat yang sangat
berpengaruh yang mengaku sebagai keturunan Sulaiman.
Kelompok Parisi terbentuk pada saat Kekaisaran Yunani ingin
menanamkan pengaruhnya di Palestina, dan Kaum Parisilah yang
sangat menentang pengaruh (Helenisasi) ini. Kedua kelompok
ini, dengan alasan yang berbeda, memusuhi Yesus; kaum Parisi
menolak karena ajaran-ajaran Yesus menentang sikap kaum
Parisi. Kita tahu orang Yahudi sangat berpegang erat kepada
10 perintah Allah, sementara Yesus memperbaharui penafsiran
tentang makna kesepuluh perintah tersebut. Selama
bertahun-tahun hukum itu berubah menjadi doktrin yang
mendasari ajaran Yudaisme, yang menjadi dasar bagi orang
Yahudi untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. Bagi kebanyakan
orang Parisi, tradisi lebih penting daripada hukum, dan
Yesus sangat lantang menentang sikap orang Parisi ini. Kaum
Saduki menentang Yesus karena mereka bekerja sama dengan
bangsa Romawi, dan karena itu mereka sangat berpengaruh dan
menikmati hak-hak istimewa. Mereka khawatir Yesus bisa
menimbulkan kesulitan yang berakhir pada situasi yang
mengancam pada prestise dan kekuasaan mereka.
Setelah kira-kira tiga tahun, Yesus pergi ke Yerusalem
menunggang keledai dan disambut sebagai pembebas dan "juru
selamat," karena saat itu bertepatan dengan berlangsungnya
pesta paskah dan Yerusalem dipadati oleh banyak manusia.
Paskah adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi kedatangan
"juru selamat" bangsa Yahudi, sehingga suasana saat Yesus
memasuki kota amatlah eksplosif. Lalu dia masuk ke Bait
Allah dan mengusir semua pedagang, pembunga uang dan
orang-orang lain yang dia anggap mengotori tempat suci
tersebut. Penduduk menunggu tindakannya yang selanjutnya,
yakni hal mengumumkan dirinya sebagai Raja yang akan
mengusir penjajah Romawi; namun tindakan yang
ditunggu-tunggu itu tidak pernah muncul. Sebaliknya Yesus
mengadakan perjamuan dengan murid-muridnya, yang dinamakan
perjamuan terakhir (sebagian cendekiawan menyebutnya
perjamuan paskah), sesudah itu dia pergi ke Taman Getsemane.
Di sana dia ditangkap serdadu yang dipimpin oleh Yudas
Iskariot.
Pertama kali setelah ditangkap, Yesus diajukan ke hadapan
para imam dan dituduh menghujat Allah, suatu kejahatan besar
dalam hukum Yahudi, namun karena mereka tidak dapat
menjatuhkan hukuman mati, keputusan mereka harus disahkan
oleh penguasa Romawi. Lalu Yesus dihadapkan kepada penguasa,
Pontius Pilatus, dan dituduh melakukan pemberontakan
subversi dan menghindari pajak; Pilatus tidak ingin
menghukum orang yang tidak bersalah, namun disebabkan
tekanan para imam dan amarah bangsa Yahudi -yang merasa
tertipu kalau Yesus tidak memperlihatkan dirinya sebagai
"juru selamat" dalam arti penuh kemenangan dalam peperangan-
dia terpaksa membuat keputusan yang tidak menyenangkan dan
Yesus dihukum dengan penyaliban. Putusan itu dilaksanakan,
dan Yesus mati setelah penuh penderitaan selama tiga jam di
kayu salib.
Akan tetapi, bagi Gereja Kristen, itu bukanlah akhir,
melainkan adalah awal. Tiga hari kemudian Yesus bangkit dari
kematian (tiga hari berdasarkan perhitungan Yahudi -Yesus
meninggal hari Jumat dan bangkit hari Minggu). Para wanita
yang pergi ke makamnya pada Minggu pagi menemukan makamnya
sudah kosong, namun pakaiannya masih terlipat di dalam
kubur. Kemudian Yesus sendiri menampakkan dirinya kepada
mereka; kemudian mereka berlari untuk memberitahukan hal itu
kepada murid-murid Yesus yang sebelumnya meragukan
kebangkitan Yesus; namun kemudian mempercayainya. Beberapa
saat kemudian Yesus mengajak mereka ke suatu bukit,
memberkati mereka lalu mereka terangkat ke surga. Semenjak
itu Yesus tidak pernah menampakkan diri lagi di bumi ini.
Sementara itu murid-murid Yesus tidak bisa menentukan
langkah-langkah mereka seterusnya. Namun pada hari
Pantekosta, pada saat mereka semua berkumpul di Yerusalem,
Roh Kudus turun dari surga dan hinggap pada masing-masing
mereka. Sejak itu mereka diubahkan, tidak lagi cemas dan
takut, melainkan sudah menjadi rasul-rasul yang berani yang
menjelajahi dunia ini untuk menyampaikan kabar gembira
tentang Tuhan Yesus Kristus. Pada awalnya mereka berharap
Yesus segera muncul kembali, namun hal itu tidak terjadi
demikian.
Iman baru ini segera menyebar di seluruh dunia lama.
Hebatnya, misi penyebaran Injil yang paling spektakuler
bukanlah oleh salah satu murid Yesus melainkan adalah oleh
Saul (Paulus) dari Tarsus, yang mengalami pertobatan pada
saat dia dalam perjalanan ke Damascus untuk menangkapi
orang-orang Kristen; sebagai hasil pertobatan ini, dia
banyak melakukan perjalanan untuk pekabaran Injil, mengalami
penderitaan yang berat, bahkan mati martir demi imannya Dia
menuliskan banyak surat nasihat dan penguatan iman kepada
gereja-gereja baru yang dia dirikan, dan dokumen-dokumen
ini, yang terdapat dalam PerjanJian Baru, sangat penting
karena merupakan salah satu tulisan Kristen pertama yang
kita miliki.
Pada tahun-tahun awal tersebut, ajaran baru ini masih dianut
orang Yahudi, namun ternyata agama baru ini segera
menghilang dari antara orang-orang Yahudi dan dianut oleh
orang-orang di luar Yahudi. Pemisahan antara ajaran Yahudi
dan Kristen mulai nyata dan akhirnya tak dapat dihindarkan;
para penganut Kristen tidak lagi merayakan hari-hari besar
Yahudi serta tidak mempertahankan tradisi dan budaya Yahudi.
Pemisahan ini diakui pada Dewan Yerusalem pada tahun 48 M,
pada saat pembatasan-pembatasan Yudaistis terhadap
orang-orang Kristen yang bukan Yahudi diberlakukan.
Mula-mula dengan enggan diberi toleransi oleh Kerajaan
Romawi, faham Kristen di bawah masa pemerintahan Kaisar Nero
yang sangat membenci ajaran Kristen. Nero berusaha
memojokkan orang Kristen dengan menuduh bahwa kebakaran
besar kota Roma disebabkan oleh orang Kristen (64 M), serta
membunuh orang-orang Kristen, di antaranya Petrus dan
Paulus. Banyak orang Kristen berkeyakinan bahwa dengan
kematian rasul-rasul ini, dan kematian orang-orang yang
secara pribadi mengenai Kristus, perlu dibuat rekaman
tertulis tentang kehidupan Kristus. Selama empat puluh tahun
berikutnya masih banyak tulisan tentang Yesus, namun hanya
empat di antaranya diakui dalam Perjanjian Baru. Akan tetapi
tindakan pembunuhan ini bukanlah yang terakhir, bahkan
meningkat selama pemerintahan Kaisar Domitian (81-96 M).
Selama dua ratus tahun ajaran Kristen merupakan doktrin yang
ilegal hingga akhirnya Kaisar Konstantin, setelah melihat
cahaya terang di malam hari sebelum melakukan suatu
pertempuran, yang meliputi salib dengan tulisan "dengan
tanda ini kamu ditaklukkan," memberikan hak legal kepada
orang-orang Kristen pada tahun 313 M dan menjadikan agama
Kristen sebagai agama negara Kekaisaran Romawi.
Apa yang terjadi kepada gereja muda ini selama masa yang
penuh kesulitan tersebut? Tantangan muncul dari berbagai
arah, namun penyebarannya makin pesat. Walaupun pada mulanya
Yerusalem dianggap sebagai pusat suci, namun sikap
permusuhan yang diperlihatkan orang-orang Yahudi yang
menguasai Yerusalem mendorong pemindahan pusat Kristen;
mula-mula ke Antiokia, bergeser ke Roma. Selama periode
Konstantine, Agama Kristen makin kuat dan melembaga.
Salah satu masalah pertama yang harus dipecahkan adalah
masalah Trinitas, keyakinan umat Kristen akan Bapak, Anak,
dan Roh Kudus, yang pada hakikatnya identik namun terpisah
satu sama lain. Banyak pendapat yang berbeda diajukan untuk
menjawab masalah Trinitas, dan tahun 325 Konstantin meminta
Dewan Pertama Nicaea untuk membahas masalah ini dengan
saksama, yakni 'Aryan Heresy' yang menyatakan bahwa Kristus
diciptakan Tuhan untuk membantu dalam penciptaan dunia ini,
dan menerima status ketuhanan dari Tuhan, jadi tidak sama
esensinya dengan Tuhan. Status ketuhanannya dapat dicabut
Tuhan. Dewan ini melahirkan Nicene Creed suatu bentuk yang
digunakan hingga dewasa ini dan mencakup kata-kata:
- Kami percaya akan satu Tuhan, Tuhan Yang Mahakuasa,
pencipta langit dan bumi, yang kelihatan maupun yang
tidak kelihatan.
- Kami percaya akan Yesus Kristus, anak tunggal Allah,
yang diturunkan oleh Allah Bapak, bukan diciptakan,
yang satu dengan Allah Bapak.
- Kami percaya akan Roh Kudus, Tuhan, pemberi kehidupan,
yang diturunkan dari Allah Bapak dan anak.
Lalu gereja dihadapkan dengan sekumpulan masalah, terutama
masalah intern. Romawi Barat dan Timur mulai terpisah
semakin jauh dan akhirnya benar-benar terpisah. Memang sebab
pemisahan ini bukan hanya hal di atas, karena masih banyak
titik-titik perpecahan antara Barat dan Timur. Dibandingkan
dengan Kristen Barat, Kristen Timur lebih menekankan
ikon-ikon. Ikon merupakan gambar flat pada kayu, gading atau
bahan-bahan lain, yang memperlihatkan Yesus, Perawan Maria,
atau orang suci yang lain dan melembaga dalam Gereja Yunani.
Selama abad kedelapan, ikon-ikon dilarang oleh Kaisar Leo
III, namun protes keras menyebabkan larangan ini dicabut
pada Sidang Umum ketujuh yang berlangsung di Nicaea tahun
787. Ini tampaknya merupakan kemenangan Gereja Timur. Namun
perpecahan di antara keduanya tidak akan diatasi oleh sidang
tersebut dan masalah ini mengemuka pada abad ke 11 pada
waktu Roma menerima pemberian suatu tambahan ke dalam Nicene
Creed, suatu hal yang tidak disetujui Gereja Timur. Tambahan
itu adalah "dan anak" setelah frasa "kami percaya dalam Roh
Kudus, Tuhan pemberi kehidupan, yang diturunkan dari Allah
Bapak ..." Jadi, Gereja-gereja Timur tidak menerima bahwa
Roh Kudus diturunkan dari Allah Bapak dan Anak, melainkan
hanya dari Allah Bapak. Tentang masalah ini Timur dan Barat
sama sekali tidak mempunyai titik temu dan menimbulkan
pemisahan tahun 1054, karena wakil Paus menempatkan
surat-surat ekskomunikasi pada altar St. Sophia di
Konstantinopel. Sejak itulah muncul Gereja Katolik Roma dan
Gereja Ortodoks Yunani. Unsur-unsur doktrinal membuat mereka
tetap terpisah: Gereja Katolik dipimpin oleh satu tampuk
pimpinan yang disebut Paus, sementara Gereja Ortodoks
menyerahkan kepemimpinan di tangan para bishop atau
patriark; pandangan tentang Roh Kudus juga berbeda, Gereja
Ortodoks tetap memberikan kedudukan penting bagi ikon-ikon
dalam pemujaan, para pelayan gerejanya dibolehkan menikah,
dan lain-lain.
Segera kemudian, yakni tahun 1096, Paus Urbanus II
mengorganisasi Gereja Katolik ke dalam satu pola seragam
yang bertahan selama hampir 200 tahun -tentara salib.
Mula-mula dibentuk untuk dua tujuan, yakni mengurangi
tekanan Turki atas Kekaisaran Timur dan untuk menjamin
keamanan para peziarah yang berkunjung ke Yerusalem, tentara
salib segera mengalami degradasi cita-cita; mereka ingin
membebaskan Yerusalem dari kekuasaan Muslim.
Gereja Katolik tetap berperan penting hingga abad
pertengahan. Berpusat di Roma, Paus memegang kekuasaan
tertinggi, yang melampaui kekuasaan raja dan ratu. Namun
sejak akhir abad keempat belas mulailah timbul tantangan
terhadap kekuasaan Paus yang begitu besar. Timbullah gerakan
reformasi yang dimulai Lollards dan Hussites; gerakan ini
berubah menjadi ancaman serius terhadap supremasi Gereja
Katolik ketika tahun 1617, seorang imam bernama Martin
Luther menentang keras penjualan surat aflat oleh gereja.
Dia lalu menolak supremasi Paus, menyangkal
transubstantiation, serta mendorong para bangsawan Jerman
untuk memberontak dan memisahkan kekuasaan mereka. Para
bangsawan, yang sebelumnya terdisilusi dengan kontrol oleh
Gereja dan Paus, membutuhkan sedikit dorongan dan banyak di
antara mereka segera bergabung dengan Martin Luther.
Tindakan Luther merupakan awal tumbuhnya berbagai sekte yang
didasari kepada doktrin pokok Luther namun berkembang sesuai
dengan jalan yang ditempuh masing-masing sekte. Pandangan
Luther mendapat formalisasi dalam Gereja Lutheran yang
tumbuh subur di Jerman, Skandinavia dan Amerika. Namun
Luther pun bertentangan dengan bekas sekutunya menentang
Paus. Salah satu bekas pendukungnya, Zwingli, mengembangkan
pandangan Eukaristi yang menyebabkan Luther dan Zwingli
berpisah.
Pengaruh Reformasi menyebar ke seluruh Eropa. Pembaharu yang
lain, John Calvin, memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma
tahun 1533. Pandangannya hampir sama dengan Luther, namun
dia yakin akan adanya karunia tertentu untuk kelompok
tertentu. Pengikut Calvin menyebar di Jerman, Negeri
Belanda, Skotlandia, Swiss, Amerika Utara dan cukup
berpengaruh di Inggris.
Inggris juga mengikuti anjuran para pembaharu namun dengan
motif yang agak berbeda. Tahun 1521 Raja Henry VIII telah
mengeluarkan suatu traktat yang menyerang Luther yang
menyebabkan dia mendapat titel 'Pembela Iman" dari Paus.
Akan tetapi Raja Henry VIII sangat ingin menikahi putri Anne
Boleyn namun sebelum bisa menikahi Anne, dia harus
menceraikan Catherine of Aragon. Sayangnya Paus tidak
merestui perceraian itu (Roma dipengaruhi oleh
saudara-saudara Catherine yang ada di Spanyol, negeri asal
Catherine) dan Henry terpaksa mengabaikan kekuasaan Paus
pada tahun 1534. Lalu dia menyatakan dirinya sebagai kepala
Gereja Inggris, dan dapat membatalkan perkawinannya dengan
Catherine. Ajaran "Tiga puluh sembilan pasal," yang
menyangkut hal-hal yang kontroversial serta mengungkapkan
bagaimana kedudukan Gereja Inggris mengenai masalah
perceraian tersebut, dikeluarkan tahun 1571 selama
pemerintahan Ratu Elizabeth I, anak perempuan Henry. Gereja
Inggris mengakui kerajaan sebagai kepala gereja, bukan Paus,
juga menolak transubstantiation, meniadakan biara serta
menggantikan bahasa Latin dengan bahasa Inggris untuk
dipakai di Gereja.
Tetapi reaksi terhadap Roma masih belum mencapai bentuknya
yang paling ekstrim. Dalam abad ketujuh belas, George Fox,
dari Leicestershire (Inggris), mulai menyebarkan ajaran
bahwa manusia dapat berhubungan dengan Tuhan tanpa melakukan
suatu 'hiasan' (upacara) ritualis yang ditetapkan oleh
gereja-gereja Katolik, dan bahwa gereja-gereja yang telah
diperbaharui belum cukup jauh melangkah dalam penolakan
mereka terhadap upacara dan hierarki gerejawi. Seorang
kristen, menurut George Fox tidak membutuhkan imam atau
pendeta/pastor, dan juga tidak membutuhkan bait suci. Tidak
ada gunanya ketujuh sakramen Gereja Katolik; tidak
dibutuhkan suatu sakramen apa pun. Fox lalu mulai
menyebarkan ajarannya dan melakukan berbagai perjalanan ke
daerah-daerah pedalaman. Pada umumnya, saat berdirinya
gerakan Fox ini dianggap terjadi pada tahun 1652, yakni saat
terjadinya kebaktiannya yang sangat berhasil untuk pertama
kalinya. Pengikutnya disebut "Quakers," atau "Perkumpulan
Sahabat-sahabat." Sampai sekarang juga mereka tidak
mempunyai bait suci kecuali rumah-rumah kebaktian, dan dalam
kebaktian mereka tidak ada liturgy, tetapi sebaliknya,
setiap orang dapat berbicara bila mereka merasa bahwa mereka
mempunyai sesuatu yang bermanfaat untuk diutarakan, tanpa
memperhatikan atau mempedulikan berapa usia yang mau
berbicara tersebut dan apa kedudukannya dalam masyarakat.
Berbagai perkembangan baru telah terjadi di Inggris pada
periode setelah Perang Saudara. Banyak orang merasa tidak
senang dengan penyatuan gereja dan negara yang dilakukan
oleh Henry VIII, tetapi selama periode persemakmuran
(Commonwealth period) di Inggris, mereka menjadi lega
melihat bahwa kedua hal tersebut (gereja dan negara) telah
dipisahkan kembali. Akan tetapi, dengan naiknya Charles II
menjadi pangeran, Undang-undang Uniformitas dikeluarkan pada
tahun 1662 yang memulihkan status quo tersebut dan
memerintahkan semua pastor untuk menerima "Buku Doa
Bersama." Imam-imam yang menolak untuk menerima (oleh karena
itu disebut Non-Conformis) ketentuan-ketentuan Undang-undang
ini akan dikeluarkan dari Jemaah mereka dan dianiaya. Hal
ini berlangsung sampai dengan keluarnya Undang-undang
Toleransi pada tahun 1689 yang memberikan mereka beberapa
hak hukum (legal). Akibatnya, perkembangan Gereja Baptis dan
Gereja Reformasi bersatu mengalami perkembangan cepat.
Gereja Baptis, yang didirikan oleh John Smith, menganggap
bahwa pembaptisan bayi adalah melawan perintah Alkitab.
Hanya orang dewasa yang telah mengerti makna sumpah yang
diucapkannyalah yang dapat dibaptis. Mereka juga mencoba
untuk meyakinkan bahwa jemaat ikut aktif dalam perjalanan
Gereja, dan mencontoh Kisah rasul-rasul dengan mengangkat
deakonis dari antara jemaatnya (lihat Kisah Rasul-Rasul 6:
1-6) untuk membantu mengarahkan dan menuntun gereja
tersebut. Gereja Reformasi Bersama adalah suatu koalisi dari
GereJa Presbiterian Inggris (yang dikembangkan dari ajaran
Calvin) dan gereja-gereja Jemaat Inggris dan Wales yang
didasarkan pada ajaran-ajaran dari tokoh pembaharu lainnya
yang telah menyebarkan ajarannya pada zaman Calvin, yakni
Robert Browne (1550-1633). Terlepas dari pandangan-pandangan
mereka yang sangat sama, tetapi usaha-usaha untuk menyatukan
kelompok-kelompok ini barulah berhasil pada tahun 1972
dengan pembentukan Gereja Reformasi Bersatu.
Gereja Metodis pada mulanya adalah merupakan suatu gerakan
dalam Gereja Inggris. Pendirinya, John Wesley (1703-1791),
tetap menolak untuk berpisah dari gereja induknya. Akan
tetapi, setelah kematiannya, disadari bahwa Gereja Metodis
tidak dapat lagi dimasukkan dalam Gereja Inggris, dan lalu
memisahkan diri pada tahun 1795. John Wesley dan saudaranya
Charles, melalui studi mereka yang ketat dan metodis
terhadap InJil (sehingga mereka disebut dengan nama
Metodis), merasa bahwa keselamatan diperoleh hanya karena
kasih dan karunia Tuhan, bukan karena suatu perbuatan atau
kebaikan manusia.
Menjelang akhir abad kesembilan belas, ada gelombang atau
kegairahan lain mengenai perhatian keagamaan. Hal ini
sebagian disebabkan penemuan-penemuan ilmiah dalam abad
tersebut yang mengancam berbagai keyakinan yang hingga waktu
itu telah diterima sebagai kebenaran religius yang tidak
dapat dibantah (misalnya, mengenai taman firdaus dan masalah
penciptaan). Dalam hal ini, reaksi dari Pencerahan
(Enlightement) dalam tahun-tahun sebelumnya turut berperan.
Akibatnya adalah bermunculannya banyak sekte yang memisahkan
diri dari gereja induk mereka, sebagaimana yang terjadi
dalam Reformasi yang memunculkan gereja-gereja yang
diperbaharui yang memisahkan diri dari iman Katolik. Di
Inggris, Bala Keselamatan berkembang sebagai suatu kekuatan
besar, bukan saja karena ketaatan beragamanya, tetapi juga
karena reformasi dan bantuan sosialnya. Di bawah
kepemimpinan William Booth (1829-1912), Bala Keselamatan
tersebut memisahkan diri dari gereja Metodis dalam tahun
1865 dan membentuk sendiri suatu organisasi yang bergaya
militer karena kelompok tersebut menganggap dirinya sebagai
laskar perang Tuhan dan memerangi ketidakadilan sosial.
Dibandingkan dengan kebanyakan sekte Gereja, mereka sangat
sedikit memperhatikan sakramen, walaupun mereka menerima
bahwa beberapa orang Kristen mungkin melihat sakramen itu
merupakan pertolongan dan bantuan.
Di Amerika juga terjadi suatu gejolak keagamaan yang
demikian. Pada tahun 1830, Mormon, atau Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Hari Terakhir, dibentuk oleh Joseph
Smith (1805-1844) yang mengklaim telah mengalami suatu wahyu
Tuhan, menemukan tablet-tablet emas yang tertulis dalam Buku
Mormon, yakni yang merupakan kitab suci penganut Mormon.
Pada mulanya ajaran Mormon ini terlarang karena
pandangan-pandangan mereka yang menyimpang dari ajaran
Kristen dan praktek poligami mereka, tetapi Mormon ini
merayap ke seluruh Amerika dan akhirnya menetap di Salt Lake
City, tempat markas mereka terletak hingga kini.
Aliran spiritual mulai ada tahun 1848 ketika dua orang
perempuan, yakni saudara perempuan Fox yang berumur dua
belas dan lima belas tahun, menyebabkan suatu kegemparan di
antara, penduduk kota mereka, Arcadia, New York State,
dengan mengklaim bahwa mereka telah dapat berkomunikasi
dengan roh-roh. Walaupun ada yang menyatakan bahwa
suara-suara gaduh tersebut adalah suara gabungan dari suara
kedua anak perempuan tersebut, tetapi mereka (penduduk kota
tersebut) berkumpul sedemikian banyak mendukung supaya
Gereja Spiritual didirikan. Penganut aliran Spiritual yakin,
selain pada pandangan-pandangan Kristen biasa, bahwa,
melalui mereka, nasihat dan tuntunan dapat diperoleh.
Advent Hari Ketujuh juga mulai ada di Amerika, yang
membangun reputasinya dalam tahun 1860, dan setelah itu
sekte ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Berbeda dengan
sekte-sekte Kristen lainnya, mereka membuat hari ketujuh
sebagai Sabat (yaitu, mereka menjalankannya seperti yang
dilakukan oleh orang Yahudi, dimulai dari saat matahari
terbenam pada hari Jumat sampai matahari terbenam hari
Sabtu). Sama seperti Gereja Baptis, mereka hanya membaptis
orang-orang dewasa, dan juga membuat pembatasan-pembatasan
mengenai apa yang dapat dimakan dan diminum oleh jemaatnya.
Misalnya, mereka tidak boleh minum alkohol dan memakan
makanan kerang-kerangan.
Sebelum mengakhiri ulasan ini, tiga kelompok Kristen lainnya
harus disebut yakni: Christian Science, Saksi Jehova, dan
gerakan Pantekosta.
Christian Science didirikan oleh Mrs. Mary Baker Eddy pada
tahun 1879, yang mempertahankan bahwa satu-satunya realitas
hanyalah pikiran dan semua yang lainnya adalah illusi.
Oleh karena itu penyakit jangan dirawat dengan obat, tetapi
harus disembuhkan dengan mempraktekkan pemikiran yang benar.
Saksi Jehova, yang didirikan oleh C.T. Russell, yakin bahwa
kedatangan kedua kalinya Yesus serta akhir dunia ini akan
terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi, dan bila hal itu
terjadi maka hanya suatu kelompok elit saja yang selamat,
yaitu kelompok Saksi Jehova itu sendiri. Mereka mempunyai
Al-Kitab dengan terjemahan mereka sendiri dan mereka
menyisihkan banyak waktu, usaha, dan uang untuk
kegiatan-kegiatan missionaris.
Yang terakhir, yakni gerakan Pantekosta, yang bermula dari
suatu missi di Los Angeles dalam tahun 1906 yang dilakukan
oleh W.J. Seymour, mengajarkan bahwa setiap orang Kristen
dapat mengalami kehadiran Rohul Kudus dalam diri mereka
sendiri dan menerima hadiah-hadiah roh. Oleh karena itu
kebaktian Pantekosta adalah merupakan upacara yang sangat
emosional, di mana jemaatnya menjadi dirasuki oleh Rohul
Kudus dan tampak berbicara dalam lidah (berbahasa roh),
sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid Yesus yang
pertama. Walaupun gerakan Pantekosta telah mempunyai gereja
sendiri, tetapi gerakan ini telah juga mempengaruhi
aspek-aspek lain dari Gereja (Kristen), dan dalam GereJa
Katolik gerakan tersebut juga berpengaruh dengan munculnya
apa yang disebut gerakan Karismatik, orang-orang Katolik
bermaksud menerima Rohul Kudus dalam diri mereka sendiri.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengulas secara mendalam
sekte-sekte Kristen, bahkan tulisan ini tidak menyebut semua
sekte yang ada, karena ada banyak gerakan-gerakan dan
aliran-aliran pemikiran yang berbeda dalam Gereja Kristen.
Penulis hanya mencoba untuk menempatkan dalam latar belakang
historis dan teologis sekte yang paling menyebar.
| |
The History of Christian Doctrine Sejarah Perkembangan Ajaran Trinitas L. Berkhof Penerbit CV. Sinar Baru Cetakan pertama: 1992 Bandung |
Sunday 26 January 2014
Sejarah Kristen
Sejarah Batak dan Silsilah Marga Batak
Pembagian utama Si RAJA BATAK :
1. Guru Tateabulan
2. Raja Isumbaon
Belahan yang dinamakan LOTUNG, yang mencakup kelompok suku yang sebenernya, yaitu Himpunan BORBOR, dan juga sejumlah marga yang lebih kecil, berasal dari Guru Tateabulan.
Yang dinamakan belahan SUMBA yang ke dalamnya termasuk sisa kelompok suku dan marga lainnya, berasal dari Raja Isumbaon.
Yang termasuk BELAHAN LOTUNG ada 5 yaitu :
1.Raja biakbiak
2.Saribu Raja
Mempunyai 3 Kelompok yaitu
a.LONTUNG
b.BORBOR
c.BABIAT
3.Limbong Mulana
Mempunyai 1 Kelompok yaitu Limbong (Habeahan)
4.Sagala Raja
Mempunyai 1 kelompok yaitu Sagala
5.Malau Raja
Mempunyai 4 kelompok yaitu
a.Paseraja – Malau
b.Manik
c.Ambarita
d.Gurning
Rupanya, raja Biakbiak pergi ke Aceh. Tidak diketahui, apakah ia meninggalkan keturunan.
Limbong pada pokoknya mendiami suatu lembah di sebelah selatan penggung gunung, yang menghubungkan Pusuk Buhit dengan tanah datar, dan Sagala Raja Lembah yang ke arah utara punggung gunung.
Malau Raja tersebar di kawasan sekeliling Pangururan (pulau dan tanah diseberangnya), dan dengan memakai nama Damanik, ia adalah marga yang memerintah di wilayah swapraja Siantar di Sumatera Timur.
Belahan SUMBA meliputi :
1.Tuan Sori – mangaraja
mempunyai 3 kelompok :
a.Nai Ambaton
b.Nai Rasaon (R.Mangarerak)
c.Nai Suanon(Tuan Sorbadibanua)
2.Raja ni Asiasi
Pertama saya akan membahas tentang pembagian Belahan LONTUNG :
1.LONTUNG
Yang mempunyai anak meliputi :
a.Situmorang
Mempunyai anak :
a.Lumban Pande
b.Lumban Nahor
c.Suhut ni Huta
d.Siringoringo
Mempunyai anak :
a.Lumban Toruan
b.Sipangpang
c.Rumapea
d.Sitohang uruk
e.Sitohang tonga – tonga
f.Sitohang toruan (Lumban Gaol)
b.Sinaga
Mempunyai anak :
a.Bonor
Mempunyai anak :
-Sidahan Pitu
-Nadiheong
b.O.Ratus
c.Uruk
c.Pandiangan
Mempunyai anak :
a.R. Humitap (Pandiangin)
Mempunyai anak :
-Toga Pande
-Lumban Uruk
-Suhut ni Huta
-Lumban Toruan
b.R. Sumonang
Mempunyai anak :
-R. Gultom
-Sidari(Harianja)
-Pakpahan
-Sitinjak
d.Nainggolan
Mempunyai anak:
a.Ruma Hombar
Mempunyai anak :
a.Lumban Tungkup
Dibagi :
-Ruma Hombar
-Lumban Raja
-Lumban Nahor
-Huta Balian
-Lumban Siantar
b.Si Batu
Mempunyai anak :
-Parhusip
-Batubara
-Siahaan
-Ampapaga
e.Simatupang
Mempunyai anak :
-Sitoga Torop (Siborutorop)
-Sianturi
-Siburian
f.Aritonang
Mempunyai anak :
-Ompu Sunggu
-Rajagukguk
-Simaremare
g.Siregar
Mempunyai anak :
-Silo
-Dongoran
-Silali
Mempunyai anak :
-Ritonga
-Sormin
-Siagian
Keempat marga ‘induk’ pertama dari Limbong bermukim di Samosir Selatan Situmorang dan juga di wilayah – wilayah Sabulan dan Janjiraja, yang terletak berhadapan dengan tanah di seberangnya Pandiangin. Sebagian dari Situmorang mendiami wilayah – wilayah Lintong dan Parbuluan Ritonga; keduanya berada di dataran tinggi sebelah barat Gunung Pusuk Buhit; Dari Pandiangin, sebagian dari keempat marga R. Sumonang (Samosir) pindah ke Habinsaran Selatan kira – kira di sekeliling Pangaribuan Sinaga, dan dari sana pergi ke Pahae Timur Ritonga. Satu cabang dari Nainggolan dapat juga ditemukan disana. Satu kombinasi dari bagian – bagian Situmorang dan Nainggolan bisa dijumpai di Pusuk.
Ketiga marga ‘induk’ terakhir dari LONTUNG menetap dikawasan pantai danau dekat Muara Simatupang dan Aritonang, masing – masing menduduki wilayahnya sendiri, dan juga di pulau kecil bernama PULO yang terletak diseberangnya. Siregar pergi ke Muara dari wilayah kecil Siregar yang terletak di Sigaol yang lain – lainnya langsung pergi ke sana dari Urat di Samosir. Pecahan – pecahan Simatupang dan Aritonang pergi ke pinggiran Dataran Tinggi Humbang yang berbatasan dengan Muara, tempat mereka menduduki wilayah – wilayah Paranginan dan Huta Ginjang. Pecahan – pecahan Siregar berjalan melalui Humbang menuju Habinsaran Selatan Sinaga, dan dari sana pergi ke Sipirok Silali dan dolok (dimana terdapat marga Ritonga dan Sormin) dan ke Pahae Timur (wilayah – wilayah Onan Hasang dan Simangumban). Satu kelompok kecil Siregar dapat juga ditemukan antara Laguboti dan Porsea (Tuan Dibangarna)
2.BORBOR
Mempunyai anak :
a.Tuan Bala Sanuhu
Mempunyai anak :
b.Rimbang Sudara
Mempunyai anak :
-Pongpang
-Bala Saribu
Mempunyai anak :
a.Datu Datu(Pasaribu)
Mempunyai anak :
-Sariburaja(Pasaribu)
-Batubara
-Parapat
-Tarihoran
-Matondang
-Saruksuk
b.Sahang Maima, Sipahutar
c.Harahap
d.Tanjung
e.Pusuk
f.D. Pulungan
Mempunyai anak :
-Pulungan
-Lubis
g.Nahulu
b.Sahang Mataniari
Mempunyai anak :
-Simargolang
-Rambe
Borbor bisa ditemukan tersebvar di seluruh Tapanuli. Keterangan – keterangan mengenai pohon silsilah dan jalan perserakan dari anggota di sana sini cukup banyak mengandung perbedaan.
Pasaribu dan Lubis dapat ditemukan di Haunatas (dekat Laguboti Sipaettua) dan di wilayah – wilayah Pasaribu dan Lubis yang berada di Habinsaran Tengah Sinaga, dan sepanjang yang opung saya tau, Lubis ada juga di Mandailing Selatan, Pasaribu di Simanosor (Sibolga Selatan) dan Barus Hulu.
Marga, begitu kisahnya secara bersama – sama merupakan kelompok Daulae di Padang Lawas, Angkola Selatan, Sibolga Selatan dan diantara tempat – tempat lain, di Mandailing sebagai marga penumpang.
Pada mulanya Sipahutar menempati wilayah kecil dengan nama yang sama di Humbang Timur dari mana dia diusir olehmarga Silitonga(Pohan) lantas dia bergerak ke Pagar Batu, Silindung dan Habinsaran.
Di Angkola Tengah dan Padang Bolak Harahaplah marga yang berkuasa; di Kuria Batang Toru di Angkola Utara dan di Kuria Sayur Matinggi di Angkola Selatan, Pulungan.
Rambe merupakan marga yang memerintah di beberapa wilayah Dolok Timur.
Yang Kedua saya akan menjelaskan Belahan SUMBA :
1.Nai Ambaton
Mempunyai anak :
a.Simbolon
Mempunyai anak :
a.Tunggul Sibisa
Mempunyai anak :
-Simbolon Altong
-Simbolon Tuan
-Simbolon Pande
-Simbolon Panihai
b.Suhut ni Huta
Mempunyai anak :
-Suhut ni Huta(Nai Ambaton di Hulu Barus)
-Sirimbang
-Hapotan
b.Munte
Mempunyai anak :
a.Sitanggang
Mempunyai anak :
-Sitanggang Bau
-Sitanggang Lipan
-Sitanggang Upar
-Sitanggang Silo
b.Sigalingging
Mempunyai anak :
-Simanik
-Uruk
-Marhabang
-Lali
c.Tambatua
Mempunyai anak :
-Rumabolon
-Ruma Ganjang
Mempunyai anak :
a.Gr. Sotindion
Mempunyai anak :
-Sidabutar
-Sijabat
-Sidari
-Sidabalok
b.Gr. Sijouon
Mempunyai anak :
-Turnip
-Sidauruk
-Sitio
c.Gr. Saoan
d.Gr. Solaosom
Mempunyai anak : Sialagan
e.Datu Ronggur
Mempunyai anak : Sinapitu
f.Raja Tamba
Mempunyai anak : Tamba
c.Ruma Horbo
d.Saragitua
Mempunyai anak :
a.O. Tuan Binur
Mempunyai anak :
-Saeng
-Simalanggo
-Nadeak
-Simarmata
b.Saragi
Mempunyai anak :
-Sidabungke
-Saragi Napitu
c.Tarigan
e.Sinahampung
Marga Simbolon dan Munte, bersama dengan Saragitua, tersebar di wilayah – wilayah Samosir Barat. Pecahan – pecahan dari Simbolon dan Sigalingging ada juga yang pergi menuju Si Onom Hudon dan Siambaton di Barus Hulu; Sigalingging juga pergi ke Salak, tempat sebagian mereka membertuk marga sendiri.
Tambatua pada mulanya pergi ke wilayah Tamba di daratan Pandiangin. Raja Tamba menetap disana, tetapi yang selebihnya pergi ke Saamosir Timur Laut Pandiangin dan menyebar di wilayah itu.
Saragi menjadi marga yang memerintah di wilayah swapraja Raya di Pantai Timur Sumatera, tempat ia bercabang – cabang secara terpisah. Ia juga menduduki sebuah daerah kecil ditengah wilayah swapraja Siantar.
2.Nai Rasaon
Mempunyai anak :
a.Raja Mangarerak
Mempunyai anak :
a.Manurung
Mempunyai anak :
-Huta gurgur
-Huta Gaol
-Simanoroni
b.Sitorus
Mempunyai anak :
a.Sitorus
Mempunyai anak :
-Pane
-Dorling
-Boltok
b.Sirait
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Siagian
c.Butar – butar
Mempunyai anak :
-Simananduk
-Simananti
c.Purba
d.Tanjung – Sigulang batu
Dari kelompok suku marga Manurung, Sitorus, Sirait, dan Butarbutar menduduki seluruh Uluan dalam Kelompok kecil.
Sebagian Sitorus menduduki wilayah kecil Sitorus di tengah – tengah kelompok Pohan: dari sana cabang – cabangnya memencar ke sekitar Parsoburan, dan di sana antara lain dikenal nama Pane.
Marga Purba dan Tanjung bisa ditemukan di Pantai Timur Sumatera dan Tanah Karo.
3.Nai Suanon (Tuan Sorbadibanua)
Mempunyai anak :
a.Sibagot ni Pohan
Mempunyai anak :
a.Tuan Sihubil
Mempunyai anak :
-Tampubolon
-Silaen
-Baringbing
b.Tuan Somanimbil
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Simanjuntak
Mempunyai anak :
-Nasution
-Dalimunte
c.Hutagaol
c.Tuan Dibangarna
Mempunyai anak :
-Panjaitan(Dairi)
-Silitonga
-Siagian(Pardosi)
-Sianipar
d.Sonak Malela
Mempunyai anak :
-Simangunsong
-Marpaung
-Napitupulu
Seluruh kelompok Pohan tersebar di Toba Holbung, Humbang sebelah Timur dan di daerah Teluk Porsea, juga di bagian Utara Habinsaran. Bagian – bagian dari kebanyakkan marga itu ditemukan di daerah itu, baik dalam wilayah terpisah maupun dalam bentuk gabungan.
Bagian – bagian kecil dengan memakai nama Pohan, juga memerintah di Kuria Barus Mudik dan di Kuria Anggoli. Di Mandailing Utara dan Batang Natal, Nasutionlah marga yang memerintah. Dalimunte terdapat di Angkola Selatan. Kedua marga ini dikatakan termasuk kekelompok suku itu.
3.Sipaettua
Mempunyai anak :
a.Pardungdang
Mempunyai anak :
-Pangaribuan
-Hutapea
b.Pangulu Ponggok
Mempunyai anak :
-Hutahaean
-Aruan
-Hutajulu
c.Partano
Mempunyai anak :
-Sibarani (Sarumpaet)
-Sibuea
Kelompok suku ini menempati kawasan sekitar Laguboti, hidup sendiri – sendiri, atau dalam bentuk gabungan. Sepanjang yang saya ketahui, tidak ada perserakan di tempat lain.
c.Silahisabungan
Mempunyai anak :
a.Sihaloho
Mempunyai anak :
-Sinaborno
-Sinapuran
-Sinapitu
-Masopang
b.Situngkir
Mempunyai anak :
-Sipakar
-Sipayung
c.Sondi
Mempunyai anak :
-Ruma Sondi
-Ruma Sigap
d.Sinabutar
e.Sinabariba
f.Sinabang
g.Pintubatu
Mempunyai anak :
-Doloksaribu
-Sinurat
-Nadapdap
h.Tambunan
Mempunyai anak :
-Lumbanpea
-Baruara
-Lumban Gaol
i.Turgan
Kelompok suku ini tidak mempunyai kawasan sendiri, tempat bagian – bagiannya hidup bersama. Ia menyebar ke seluruh Tapanuli Utara, sementara cabang – cabang besar juga bisa ditemukan di Pantai Timur(Khususnya di tanah Karo), kadang kadang dengan nama lain.
Puak – puak dari kelompok ini terutama dijumpai di wilayah – wilayah Silalahi dan Paropo di Pantai Danau Toba(Tanah leluhurnya yang semula); di wilayah – wilayah Parbaba dan Tolping di Samosir Utara; di wilayah – wilayah Tinambun, Doloksaribu dan di banyak tempat lain di Uluan, tempat mereka kadang – kadang tinggal sebagai marga penumpang; di wilayah Naiborhu dekat Porsea; di wilayah – wilayah Tambunan dan Pagar Batu dekat Balige; di wilayah Sigotom dekat Sipahutar; dan juga di Tuka, Sibolga Utara.
d.Si Raja Oloan
Mempunyai anak :
a.Naibaho
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Sitangkarean
-Sidauruk
-Hutaparik
-Siagian
b.Sihotang(Sigodangulu)
Mempunyai anak :
-Sipardabuan Uruk
-Sorganimusu
-Sitorban dolok
-Sirandos
-Simarsolit
-Sihotang Hasugian
-Lumbang Batu
c.Bakkara
d.Sinambela
e.Sihite
f.Simanullang
Naibaho menempati wilayah kecil dekat Panguruan; Sihotang menempati wilayah dengan nama yang sama di daratan. Keduanya menyebar ke Negeri Dairi; Sihotang juga ke Barus Hulu.
Bakkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang bermukim di daerah leluhur. Dua yang disebut belakangan ada juga di Humbang dan Barus Hulu. Sihite juga merupakan bagian dari wilayah si Ualu Ompu yang kecil dekat Tarutung.
e.Toga Sumba
Mempunyai anak :
a.Sihombing
Mempunyai anak :
a.Silaban
Mempunyai anak :
-Sitio
-Siponjot
b.Lumban Toruan
Mempunyai anak :
-Huta Gurgur
-Huriara
c.Nababan
Mempunyai anak :
-Dolok
-Toruan
d.Hutasoit
b.Simamora
Mempunyai anak :
a.Purba
Mempunyai anak :
-Pantom Hobol
-Parhorbo
-Sigulang batu
b.Manalu
Mempunyai anak :
a.Mangararobean
Mempunyai anak :
-Sorimunggu
-Ruma Gorga
-Sigukguhi
-Ruma Ijuk
-Ruma Hole
b.Mangaradolok
Mempunyai anak :
-Paruma
-Pareme
-Datu Napunjung
-Datu Soburion
-Tongkot Manodo
c.Debataraja
Mempunyai anak :
-Babiat Naingol
-Sampetua
-Gaja Marbulang
d.Rambe
Kelompok Sihombing menduduki daerah Toga Sumba. Masing – masing dari keempat marga(Cabang – cabangnya belum menjadi marga yang terpisah) menempati wilayahnya sendiri dan hidup bergabung dengan bagian – bagian dari yang lainnya. Sebagian dari kelompok ini memencar ke Pahae Barat Daya.
Kelompok Simamora menduduki daerah Togu Sumba. Puak puak dari ketiga marga yaitu Purba, Manalu dan Debataraja (cabang – cabang mereka belum menjadi marga terpisah) menduduki wilayah mereka sendiri dan hidup bergabung dengan bagian – bagian dari yang lainnya. Marga Rambe menempati satu wilayah dengan nama yang sama di Barus Hulu bersama bagian – bagian dari ketiga marga lainnya.
Hampir semua puak dari Simamora dan Sihombing(kecuali Rambe) menempati wilayah kecil Tipang dekat Bakkara, sementara Simamora juga ada di Bakkara sendiri, tempat ia pergi ke dataran tinggi Humbang. Dia juga merupakan satu dari bagian – bagian wilayah Si Ualo Ompu dekat Tarutung.
f.Togu Sobu(Hasibuan)
Mempunyai anak :
a.Sitompul
b.R Hasibuan
Mempunyai anak :
a.Guru Mangaloksa si opat Pisoran
Mempunyai anak :
a.Hutabarat
Mempunyai anak :
-Hapoltahan
-Sisunggulon
-Hutabarat Pohan
Mempunyai anak :
-Parbaju
-Partali
b.Panggabean
Mempunyai anak :
-Lumban Ratus
-Simorangkir
-Lumban Siagian
c.Hutagalung
Mempunyai anak :
a.Miralopak
Mempunyai anak :
-Harean
-Napitupulu
b.R.Inaina
Mempunyai anak :
-Inaina
-Dasopang
-Botung
d.Huta Toruan
Mempunyai anak :
-Hutapea
-Lumban Tobing
b.Guru Hinobaan
Mempunyai anak : Hasibuan
Toga Sobu memiliki daerah Leluhur di Lembah Silindung kecuali keturunan Guru Hinobaan yang hanya bisa ditemukan di wilayah Hasibuan yang berada di Tanjung Sigaol.
Marga Sitompul, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung dan Hutatoruan menduduki wilayah mereka sendiri, mereka bergabung di hanya di wilayah POagar Batu yang baru dibentuk kira – kira 1880 dan berada di pinggiran kelompok suku Naipospos. Beberapa Marga juga menjadi bagian dari wilayah Si Ualo Ompu dekat Tarutung. Setiap Kuria di bagian Utara Sibolga termasuk ke dalam salah satu marga Sobu.
Hutagalung juga menyebar ke Padang Lawas, terutama ke kawasan Sungai Barumun dan Sosa tempat ia menduduki seluruh selatan dengan nama Hasibuan.
g.Naipospos
Mempunyai anak :
a.Toga Marbun
Mempunyai anak :
a.Lumban Batu
Mempunyai anak :
-Marbun
-Sehun
-Meha
-Mungkur
b.Banjarnahor
c.Lumban Gaol
b.Toga Sipoholon
Mempunyai anak :
-Sinagabariang
-Hutauruk
-Simanungkalit
-Situmeang
Toga Naipospos menempati wilayah Sanggaran dan Sihikkit ke sebelah Barat Parmonangan.
Inilah Silsilah dan Sejarah marga yang saya ketahui dari Opung saya. Opung saya sudah hidup lebih dr 75 tahun dan menerangkan ini dengan baik seakan – akan ingattannya masih setajam kita yang masih muda. Mari kita Para Pemuda dan Pemudi Batak agar mendalami Silsilah dan Sejarah Suku kita. Semangat Jiwa MUDA!!!!
1. Guru Tateabulan
2. Raja Isumbaon
Belahan yang dinamakan LOTUNG, yang mencakup kelompok suku yang sebenernya, yaitu Himpunan BORBOR, dan juga sejumlah marga yang lebih kecil, berasal dari Guru Tateabulan.
Yang dinamakan belahan SUMBA yang ke dalamnya termasuk sisa kelompok suku dan marga lainnya, berasal dari Raja Isumbaon.
Yang termasuk BELAHAN LOTUNG ada 5 yaitu :
1.Raja biakbiak
2.Saribu Raja
Mempunyai 3 Kelompok yaitu
a.LONTUNG
b.BORBOR
c.BABIAT
3.Limbong Mulana
Mempunyai 1 Kelompok yaitu Limbong (Habeahan)
4.Sagala Raja
Mempunyai 1 kelompok yaitu Sagala
5.Malau Raja
Mempunyai 4 kelompok yaitu
a.Paseraja – Malau
b.Manik
c.Ambarita
d.Gurning
Rupanya, raja Biakbiak pergi ke Aceh. Tidak diketahui, apakah ia meninggalkan keturunan.
Limbong pada pokoknya mendiami suatu lembah di sebelah selatan penggung gunung, yang menghubungkan Pusuk Buhit dengan tanah datar, dan Sagala Raja Lembah yang ke arah utara punggung gunung.
Malau Raja tersebar di kawasan sekeliling Pangururan (pulau dan tanah diseberangnya), dan dengan memakai nama Damanik, ia adalah marga yang memerintah di wilayah swapraja Siantar di Sumatera Timur.
Belahan SUMBA meliputi :
1.Tuan Sori – mangaraja
mempunyai 3 kelompok :
a.Nai Ambaton
b.Nai Rasaon (R.Mangarerak)
c.Nai Suanon(Tuan Sorbadibanua)
2.Raja ni Asiasi
Pertama saya akan membahas tentang pembagian Belahan LONTUNG :
1.LONTUNG
Yang mempunyai anak meliputi :
a.Situmorang
Mempunyai anak :
a.Lumban Pande
b.Lumban Nahor
c.Suhut ni Huta
d.Siringoringo
Mempunyai anak :
a.Lumban Toruan
b.Sipangpang
c.Rumapea
d.Sitohang uruk
e.Sitohang tonga – tonga
f.Sitohang toruan (Lumban Gaol)
b.Sinaga
Mempunyai anak :
a.Bonor
Mempunyai anak :
-Sidahan Pitu
-Nadiheong
b.O.Ratus
c.Uruk
c.Pandiangan
Mempunyai anak :
a.R. Humitap (Pandiangin)
Mempunyai anak :
-Toga Pande
-Lumban Uruk
-Suhut ni Huta
-Lumban Toruan
b.R. Sumonang
Mempunyai anak :
-R. Gultom
-Sidari(Harianja)
-Pakpahan
-Sitinjak
d.Nainggolan
Mempunyai anak:
a.Ruma Hombar
Mempunyai anak :
a.Lumban Tungkup
Dibagi :
-Ruma Hombar
-Lumban Raja
-Lumban Nahor
-Huta Balian
-Lumban Siantar
b.Si Batu
Mempunyai anak :
-Parhusip
-Batubara
-Siahaan
-Ampapaga
e.Simatupang
Mempunyai anak :
-Sitoga Torop (Siborutorop)
-Sianturi
-Siburian
f.Aritonang
Mempunyai anak :
-Ompu Sunggu
-Rajagukguk
-Simaremare
g.Siregar
Mempunyai anak :
-Silo
-Dongoran
-Silali
Mempunyai anak :
-Ritonga
-Sormin
-Siagian
Keempat marga ‘induk’ pertama dari Limbong bermukim di Samosir Selatan Situmorang dan juga di wilayah – wilayah Sabulan dan Janjiraja, yang terletak berhadapan dengan tanah di seberangnya Pandiangin. Sebagian dari Situmorang mendiami wilayah – wilayah Lintong dan Parbuluan Ritonga; keduanya berada di dataran tinggi sebelah barat Gunung Pusuk Buhit; Dari Pandiangin, sebagian dari keempat marga R. Sumonang (Samosir) pindah ke Habinsaran Selatan kira – kira di sekeliling Pangaribuan Sinaga, dan dari sana pergi ke Pahae Timur Ritonga. Satu cabang dari Nainggolan dapat juga ditemukan disana. Satu kombinasi dari bagian – bagian Situmorang dan Nainggolan bisa dijumpai di Pusuk.
Ketiga marga ‘induk’ terakhir dari LONTUNG menetap dikawasan pantai danau dekat Muara Simatupang dan Aritonang, masing – masing menduduki wilayahnya sendiri, dan juga di pulau kecil bernama PULO yang terletak diseberangnya. Siregar pergi ke Muara dari wilayah kecil Siregar yang terletak di Sigaol yang lain – lainnya langsung pergi ke sana dari Urat di Samosir. Pecahan – pecahan Simatupang dan Aritonang pergi ke pinggiran Dataran Tinggi Humbang yang berbatasan dengan Muara, tempat mereka menduduki wilayah – wilayah Paranginan dan Huta Ginjang. Pecahan – pecahan Siregar berjalan melalui Humbang menuju Habinsaran Selatan Sinaga, dan dari sana pergi ke Sipirok Silali dan dolok (dimana terdapat marga Ritonga dan Sormin) dan ke Pahae Timur (wilayah – wilayah Onan Hasang dan Simangumban). Satu kelompok kecil Siregar dapat juga ditemukan antara Laguboti dan Porsea (Tuan Dibangarna)
2.BORBOR
Mempunyai anak :
a.Tuan Bala Sanuhu
Mempunyai anak :
b.Rimbang Sudara
Mempunyai anak :
-Pongpang
-Bala Saribu
Mempunyai anak :
a.Datu Datu(Pasaribu)
Mempunyai anak :
-Sariburaja(Pasaribu)
-Batubara
-Parapat
-Tarihoran
-Matondang
-Saruksuk
b.Sahang Maima, Sipahutar
c.Harahap
d.Tanjung
e.Pusuk
f.D. Pulungan
Mempunyai anak :
-Pulungan
-Lubis
g.Nahulu
b.Sahang Mataniari
Mempunyai anak :
-Simargolang
-Rambe
Borbor bisa ditemukan tersebvar di seluruh Tapanuli. Keterangan – keterangan mengenai pohon silsilah dan jalan perserakan dari anggota di sana sini cukup banyak mengandung perbedaan.
Pasaribu dan Lubis dapat ditemukan di Haunatas (dekat Laguboti Sipaettua) dan di wilayah – wilayah Pasaribu dan Lubis yang berada di Habinsaran Tengah Sinaga, dan sepanjang yang opung saya tau, Lubis ada juga di Mandailing Selatan, Pasaribu di Simanosor (Sibolga Selatan) dan Barus Hulu.
Marga, begitu kisahnya secara bersama – sama merupakan kelompok Daulae di Padang Lawas, Angkola Selatan, Sibolga Selatan dan diantara tempat – tempat lain, di Mandailing sebagai marga penumpang.
Pada mulanya Sipahutar menempati wilayah kecil dengan nama yang sama di Humbang Timur dari mana dia diusir olehmarga Silitonga(Pohan) lantas dia bergerak ke Pagar Batu, Silindung dan Habinsaran.
Di Angkola Tengah dan Padang Bolak Harahaplah marga yang berkuasa; di Kuria Batang Toru di Angkola Utara dan di Kuria Sayur Matinggi di Angkola Selatan, Pulungan.
Rambe merupakan marga yang memerintah di beberapa wilayah Dolok Timur.
Yang Kedua saya akan menjelaskan Belahan SUMBA :
1.Nai Ambaton
Mempunyai anak :
a.Simbolon
Mempunyai anak :
a.Tunggul Sibisa
Mempunyai anak :
-Simbolon Altong
-Simbolon Tuan
-Simbolon Pande
-Simbolon Panihai
b.Suhut ni Huta
Mempunyai anak :
-Suhut ni Huta(Nai Ambaton di Hulu Barus)
-Sirimbang
-Hapotan
b.Munte
Mempunyai anak :
a.Sitanggang
Mempunyai anak :
-Sitanggang Bau
-Sitanggang Lipan
-Sitanggang Upar
-Sitanggang Silo
b.Sigalingging
Mempunyai anak :
-Simanik
-Uruk
-Marhabang
-Lali
c.Tambatua
Mempunyai anak :
-Rumabolon
-Ruma Ganjang
Mempunyai anak :
a.Gr. Sotindion
Mempunyai anak :
-Sidabutar
-Sijabat
-Sidari
-Sidabalok
b.Gr. Sijouon
Mempunyai anak :
-Turnip
-Sidauruk
-Sitio
c.Gr. Saoan
d.Gr. Solaosom
Mempunyai anak : Sialagan
e.Datu Ronggur
Mempunyai anak : Sinapitu
f.Raja Tamba
Mempunyai anak : Tamba
c.Ruma Horbo
d.Saragitua
Mempunyai anak :
a.O. Tuan Binur
Mempunyai anak :
-Saeng
-Simalanggo
-Nadeak
-Simarmata
b.Saragi
Mempunyai anak :
-Sidabungke
-Saragi Napitu
c.Tarigan
e.Sinahampung
Marga Simbolon dan Munte, bersama dengan Saragitua, tersebar di wilayah – wilayah Samosir Barat. Pecahan – pecahan dari Simbolon dan Sigalingging ada juga yang pergi menuju Si Onom Hudon dan Siambaton di Barus Hulu; Sigalingging juga pergi ke Salak, tempat sebagian mereka membertuk marga sendiri.
Tambatua pada mulanya pergi ke wilayah Tamba di daratan Pandiangin. Raja Tamba menetap disana, tetapi yang selebihnya pergi ke Saamosir Timur Laut Pandiangin dan menyebar di wilayah itu.
Saragi menjadi marga yang memerintah di wilayah swapraja Raya di Pantai Timur Sumatera, tempat ia bercabang – cabang secara terpisah. Ia juga menduduki sebuah daerah kecil ditengah wilayah swapraja Siantar.
2.Nai Rasaon
Mempunyai anak :
a.Raja Mangarerak
Mempunyai anak :
a.Manurung
Mempunyai anak :
-Huta gurgur
-Huta Gaol
-Simanoroni
b.Sitorus
Mempunyai anak :
a.Sitorus
Mempunyai anak :
-Pane
-Dorling
-Boltok
b.Sirait
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Siagian
c.Butar – butar
Mempunyai anak :
-Simananduk
-Simananti
c.Purba
d.Tanjung – Sigulang batu
Dari kelompok suku marga Manurung, Sitorus, Sirait, dan Butarbutar menduduki seluruh Uluan dalam Kelompok kecil.
Sebagian Sitorus menduduki wilayah kecil Sitorus di tengah – tengah kelompok Pohan: dari sana cabang – cabangnya memencar ke sekitar Parsoburan, dan di sana antara lain dikenal nama Pane.
Marga Purba dan Tanjung bisa ditemukan di Pantai Timur Sumatera dan Tanah Karo.
3.Nai Suanon (Tuan Sorbadibanua)
Mempunyai anak :
a.Sibagot ni Pohan
Mempunyai anak :
a.Tuan Sihubil
Mempunyai anak :
-Tampubolon
-Silaen
-Baringbing
b.Tuan Somanimbil
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Simanjuntak
Mempunyai anak :
-Nasution
-Dalimunte
c.Hutagaol
c.Tuan Dibangarna
Mempunyai anak :
-Panjaitan(Dairi)
-Silitonga
-Siagian(Pardosi)
-Sianipar
d.Sonak Malela
Mempunyai anak :
-Simangunsong
-Marpaung
-Napitupulu
Seluruh kelompok Pohan tersebar di Toba Holbung, Humbang sebelah Timur dan di daerah Teluk Porsea, juga di bagian Utara Habinsaran. Bagian – bagian dari kebanyakkan marga itu ditemukan di daerah itu, baik dalam wilayah terpisah maupun dalam bentuk gabungan.
Bagian – bagian kecil dengan memakai nama Pohan, juga memerintah di Kuria Barus Mudik dan di Kuria Anggoli. Di Mandailing Utara dan Batang Natal, Nasutionlah marga yang memerintah. Dalimunte terdapat di Angkola Selatan. Kedua marga ini dikatakan termasuk kekelompok suku itu.
3.Sipaettua
Mempunyai anak :
a.Pardungdang
Mempunyai anak :
-Pangaribuan
-Hutapea
b.Pangulu Ponggok
Mempunyai anak :
-Hutahaean
-Aruan
-Hutajulu
c.Partano
Mempunyai anak :
-Sibarani (Sarumpaet)
-Sibuea
Kelompok suku ini menempati kawasan sekitar Laguboti, hidup sendiri – sendiri, atau dalam bentuk gabungan. Sepanjang yang saya ketahui, tidak ada perserakan di tempat lain.
c.Silahisabungan
Mempunyai anak :
a.Sihaloho
Mempunyai anak :
-Sinaborno
-Sinapuran
-Sinapitu
-Masopang
b.Situngkir
Mempunyai anak :
-Sipakar
-Sipayung
c.Sondi
Mempunyai anak :
-Ruma Sondi
-Ruma Sigap
d.Sinabutar
e.Sinabariba
f.Sinabang
g.Pintubatu
Mempunyai anak :
-Doloksaribu
-Sinurat
-Nadapdap
h.Tambunan
Mempunyai anak :
-Lumbanpea
-Baruara
-Lumban Gaol
i.Turgan
Kelompok suku ini tidak mempunyai kawasan sendiri, tempat bagian – bagiannya hidup bersama. Ia menyebar ke seluruh Tapanuli Utara, sementara cabang – cabang besar juga bisa ditemukan di Pantai Timur(Khususnya di tanah Karo), kadang kadang dengan nama lain.
Puak – puak dari kelompok ini terutama dijumpai di wilayah – wilayah Silalahi dan Paropo di Pantai Danau Toba(Tanah leluhurnya yang semula); di wilayah – wilayah Parbaba dan Tolping di Samosir Utara; di wilayah – wilayah Tinambun, Doloksaribu dan di banyak tempat lain di Uluan, tempat mereka kadang – kadang tinggal sebagai marga penumpang; di wilayah Naiborhu dekat Porsea; di wilayah – wilayah Tambunan dan Pagar Batu dekat Balige; di wilayah Sigotom dekat Sipahutar; dan juga di Tuka, Sibolga Utara.
d.Si Raja Oloan
Mempunyai anak :
a.Naibaho
Mempunyai anak :
-Siahaan
-Sitangkarean
-Sidauruk
-Hutaparik
-Siagian
b.Sihotang(Sigodangulu)
Mempunyai anak :
-Sipardabuan Uruk
-Sorganimusu
-Sitorban dolok
-Sirandos
-Simarsolit
-Sihotang Hasugian
-Lumbang Batu
c.Bakkara
d.Sinambela
e.Sihite
f.Simanullang
Naibaho menempati wilayah kecil dekat Panguruan; Sihotang menempati wilayah dengan nama yang sama di daratan. Keduanya menyebar ke Negeri Dairi; Sihotang juga ke Barus Hulu.
Bakkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang bermukim di daerah leluhur. Dua yang disebut belakangan ada juga di Humbang dan Barus Hulu. Sihite juga merupakan bagian dari wilayah si Ualu Ompu yang kecil dekat Tarutung.
e.Toga Sumba
Mempunyai anak :
a.Sihombing
Mempunyai anak :
a.Silaban
Mempunyai anak :
-Sitio
-Siponjot
b.Lumban Toruan
Mempunyai anak :
-Huta Gurgur
-Huriara
c.Nababan
Mempunyai anak :
-Dolok
-Toruan
d.Hutasoit
b.Simamora
Mempunyai anak :
a.Purba
Mempunyai anak :
-Pantom Hobol
-Parhorbo
-Sigulang batu
b.Manalu
Mempunyai anak :
a.Mangararobean
Mempunyai anak :
-Sorimunggu
-Ruma Gorga
-Sigukguhi
-Ruma Ijuk
-Ruma Hole
b.Mangaradolok
Mempunyai anak :
-Paruma
-Pareme
-Datu Napunjung
-Datu Soburion
-Tongkot Manodo
c.Debataraja
Mempunyai anak :
-Babiat Naingol
-Sampetua
-Gaja Marbulang
d.Rambe
Kelompok Sihombing menduduki daerah Toga Sumba. Masing – masing dari keempat marga(Cabang – cabangnya belum menjadi marga yang terpisah) menempati wilayahnya sendiri dan hidup bergabung dengan bagian – bagian dari yang lainnya. Sebagian dari kelompok ini memencar ke Pahae Barat Daya.
Kelompok Simamora menduduki daerah Togu Sumba. Puak puak dari ketiga marga yaitu Purba, Manalu dan Debataraja (cabang – cabang mereka belum menjadi marga terpisah) menduduki wilayah mereka sendiri dan hidup bergabung dengan bagian – bagian dari yang lainnya. Marga Rambe menempati satu wilayah dengan nama yang sama di Barus Hulu bersama bagian – bagian dari ketiga marga lainnya.
Hampir semua puak dari Simamora dan Sihombing(kecuali Rambe) menempati wilayah kecil Tipang dekat Bakkara, sementara Simamora juga ada di Bakkara sendiri, tempat ia pergi ke dataran tinggi Humbang. Dia juga merupakan satu dari bagian – bagian wilayah Si Ualo Ompu dekat Tarutung.
f.Togu Sobu(Hasibuan)
Mempunyai anak :
a.Sitompul
b.R Hasibuan
Mempunyai anak :
a.Guru Mangaloksa si opat Pisoran
Mempunyai anak :
a.Hutabarat
Mempunyai anak :
-Hapoltahan
-Sisunggulon
-Hutabarat Pohan
Mempunyai anak :
-Parbaju
-Partali
b.Panggabean
Mempunyai anak :
-Lumban Ratus
-Simorangkir
-Lumban Siagian
c.Hutagalung
Mempunyai anak :
a.Miralopak
Mempunyai anak :
-Harean
-Napitupulu
b.R.Inaina
Mempunyai anak :
-Inaina
-Dasopang
-Botung
d.Huta Toruan
Mempunyai anak :
-Hutapea
-Lumban Tobing
b.Guru Hinobaan
Mempunyai anak : Hasibuan
Toga Sobu memiliki daerah Leluhur di Lembah Silindung kecuali keturunan Guru Hinobaan yang hanya bisa ditemukan di wilayah Hasibuan yang berada di Tanjung Sigaol.
Marga Sitompul, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung dan Hutatoruan menduduki wilayah mereka sendiri, mereka bergabung di hanya di wilayah POagar Batu yang baru dibentuk kira – kira 1880 dan berada di pinggiran kelompok suku Naipospos. Beberapa Marga juga menjadi bagian dari wilayah Si Ualo Ompu dekat Tarutung. Setiap Kuria di bagian Utara Sibolga termasuk ke dalam salah satu marga Sobu.
Hutagalung juga menyebar ke Padang Lawas, terutama ke kawasan Sungai Barumun dan Sosa tempat ia menduduki seluruh selatan dengan nama Hasibuan.
g.Naipospos
Mempunyai anak :
a.Toga Marbun
Mempunyai anak :
a.Lumban Batu
Mempunyai anak :
-Marbun
-Sehun
-Meha
-Mungkur
b.Banjarnahor
c.Lumban Gaol
b.Toga Sipoholon
Mempunyai anak :
-Sinagabariang
-Hutauruk
-Simanungkalit
-Situmeang
Toga Naipospos menempati wilayah Sanggaran dan Sihikkit ke sebelah Barat Parmonangan.
Inilah Silsilah dan Sejarah marga yang saya ketahui dari Opung saya. Opung saya sudah hidup lebih dr 75 tahun dan menerangkan ini dengan baik seakan – akan ingattannya masih setajam kita yang masih muda. Mari kita Para Pemuda dan Pemudi Batak agar mendalami Silsilah dan Sejarah Suku kita. Semangat Jiwa MUDA!!!!
Sejarah Situmorang
Ompu Tuan Situmorang adalah anak dan Ompunta Siraja Lontung dan Ibunya Siboru Pareme. Siraja Lontung anak dan Tuan Saribu Raja dan Ibunya Siboru Pareme. Ompu Tuan Situmorang adalah Cucu dan Tuan Saribu Raja.
Ompu Tuan Situmorang salah seorang dan sembilan bersaudara (Tujuh laki-laki dua perempuan) anak dan Siraja Lontung dan Ibunya Siboru Paneme. Adapun anak dan Siraja Lontung / Siboru Pareme adalah sebagai berikut:
Ompu Tuan Situmorang,
Toga Sinaga,
Toga Pandiangan,
Toga Nainggolan,
Toga Simatupang,
Toga Aritonang,
Toga Siregar dan Boruna,
Siboru amak Pandan Kawin dengan Toga Simamora,
Siboru Panggabean kawin dengan Toga Sihombing
Ompu Tuan Situmorang lahir di Sabulan Kabupaten Samosir.
Ompu Tuan Situmorang yang populer menurunkan marga Situmorang. Ompu Tuan Situmorang mempunyai dua putra dan hasil perkawinannya (pernikahannya) dengan boru Limbong yaitu:
1. Ompu Panopa Raja
2. Ompu Pangaribuan
Ompu Tuan Situmorang mempunyai pahompu tiga orang yaitu:
1. Anak Ompu Panopa Raja 2 (dua) orang yaitu:
a. Ompu Ambolas
b. Parhujobung
2. Ompu Pangaribuan mempunyai anak 1 (satu) orang yaitu:
Raja Babiat
Ompu Tuan Situmorang mempunyai cicit (nini) atau disebut anak mangulahi sebanyak tujuh orang dan cucunya yaitu:
a. Anak Ompu Ambolas 2 (dua) orang yaitu:
1. Raja Pande (Lumban Pande)
2. Raja Nahor (Lumban Nahor)
b. Anak Parhujobung 2 (dua) orang yaitu:
1. Tuan Suhut (Suhut Ni Huta)
2. Tuan Ringo
c. Anak Raja Babiat 3 (tiga) orang yaitu:
1. Sitohang Uruk (Dori Mangambat)
2. Sitohang Tonga-tonga (Raja Itubungna)
3. Sitohang Toruan (Op. Bona Ni Onan)
Catatan
Cicit (nini) Op.Tuan Situmorang inilah yang di tabalkan (dijadikan) Op.Tuan Situmorang menjadi anaknya. Memang menurut adat batak cicit atau nini adalah anak mangulahi. Jadi op. Tuan Situmorang tidak salah dan memang benar menjadikan cicitnya itu menjadi anaknya. Dan ketujuh cicit (nini) Op. Tuan Situmorang inilah yang dinamakan menjadi Situmorang Sipitu Ama yang tetap kita pakai, kita ikuti (warisi) sampal sekarang.
Ompu Tuan Situmorang adalah anak yang pintar, cerdas, pemberani, disayangi ayahandanya Siraja Lontung, karena sesudah lahir Ompu Tuan Situmorang mulailah cerah, terang (Torang), penghidupan dikeluarga Siraja Lontung pada saat itu, mengingat hal tersebut Siraja Lontung memberi nama anaknya Tumorang (Ompu Tuan Situmorang).
Ompu Tuan Situmorang adalah seorang yang bijaksana, cerdas, pintar, pemberani dan berpikiran jauh kedepan serta mempunyai rasa kasih sayang kepada keluarganya dan kepada Pomparannya. Ompu Tuan Situmorang hidup sangat lanjut (panjang umurnya). Sedangkan anaknya Ompu Panopa Raja, Ompu Pangaribuan beserta tiga orang cucunya yaitu Ompu Ambolas, Parhujobung, Raja Babiat telah meninggal terlebih dahulu jadi dia tinggal bersama-sama dengan cicitnya (nininya) yang tujuh orang yaitu Raja Pande, Raja Nahor, Tuan Suhut Ni Huta, Tuan Ringo, Sitohang Uruk (Dori Nangambat), Sitohang Tonga-tonga (Raja Itubungna), Sitohang Toruan (Op. Bona Ni Onan).
Op. Tuan Situmorang berkeinginan agar pomparannya tetap bersatu dan saling bantu membantu disetiap kegiatan diantara pomparannya (turunannya)
Mengingat bahwa Ompu Tuan Situmorang sudah sangat lanjut usianya, penglihatannya sudah rabun, badannya sudah mulai lemah tetapi semangatnya tetap tinggi untuk membina, menasehati semua pomparannya maka Ompu Tuan Situmorang beserta cicitnya (nininya) sepakat untuk mengadakan upacara pesta ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa atas umur panjang Ompu Tuan Situmorang serta meminta kepada Yang Maha Kuasa agar seluruh cicitnya diberkati dan sekaligus menyampaikan amanah, pesan (Tona) kepada ketujuh cicit (nini) atau anak mangulahinya.
Upacara pesta pun dilaksanakan sesuai yang direncanakan. Seluruh keluarga besar Ompu Tuan Situmorang diundang dan berkumpul. Menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, panjang umur yang diberikan kepada Ompu Tuan Situmorang. Kemudian pada acara tersebut Ompu Tuan Situmorang memanggil ketujuh cicitnya (nininya) atau anak Mangulahinya untuk diberi pasu pasu (berkat), arnanah, pesan (Tona), nasehat dan menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
Mulai hari ini kamu ketujuh cicit (nini) saya tetapkan menjadi anak saya, Sayalah orang tuamu.
Semua kalian anak saya (cicit) yang tujuh orang harus tetap bersatu dan bahu membahu di dalam melaksanakan sesuatu yang diperlukan.
Sisada anak mahamu sisada Boru, Sisada Lulu anak, sisada Lulu di Boru.
Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru, Somba Marhula – hula
Pada waktu upacara pesta yang dilaksanakan Ompu Tuan Situmorang beserta pomparannya, diadakan penyampaian persembahan (sati-sati) yang disampaikan oleh ketujuh cicitnya (nininya) atau anak mangulahinya kepada Ompu Tuan Situmorang. Dan persembahan inii dilaksanakan secara berurutan sebagai berikut:
1.Persembahan (Satti-satti) dan Raja Pande (Lumban Pande). Ompu Tuan Situmorang menerimanya dengan mengatakan Maulate (terima kasih), namalo doho, Pande doho, mangula siulaonmu, kamu kerjakanlah apa yang dapat kamu kerjakan untuk yang baik. Jadi goarmu mulai sadanion Jounma ho Raja Pande (Lumban Pande).
2.Persembahan (Satti-satti)dan Raja Nohor (Lumban Nahor). Setelah diterima Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih dan mengatakan banyak kerjamu dapat kamu selesaikan dengan baik, mau bekerja sama, pandai dan selalu kamu menganggap bahwa kerja itu dapat kamu laksanakan jadi mulai hari ini saya panggilkan namamu menjadi Raja Nahor (Lumban Nahor).
3.Persembahan dan Tuan Suhut (Tuan Suhut Ni Huta). setelah diterima persembahan (Satti-satti), Ompu Tuan Situmorang menyampaikan ucapan terima kasih dan mengatakan kamu adalah orang yang baik bijaksana pandai, selalu mau menjadi tumpuan, mempersatukan abang adikmu dan selalu mau menjadi pendorong untuk kebaikan diantara kalian yang abang beradik maka namamu saya panggilkan Tuan Suhut Ni Huta
4.Persembahan dan Tuan Ringo. Setelah di terima persembahan (satti — satti), Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih, mengatakan : Kamu adalah orang yang baik dan yang banyak bicara, kamu selalu banyak menyampaikan hal - hal yang perlu diketahui orang lain. Mulai hari ini saya panggilkan kamu menjadi bemama Tuan Ringo.
5.Persembahan dan Sitohang Uruk (Dori Mangambat). Setelah dIterima persembahan (satti-satti), Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih, diletakkan satti-satti tersebut di atas Tohang yang ada didalam rumah bagian uruk (julu), dan mengatakan Kamu adalah orang yang baik, mau bekerjasama dan mau menghargai abang adikmu. Jadi mulai hari ini saya panggilkan namamu Sitohang Uruk.
6.Persembahan dan Sitohang Tonga - tonga (Raja Itubungna). Setelah diterima persembahan (satti - satti), Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih, diletakkan satti-satti tersebut di atas Tohang yang ada didalam rumah bagian tengah dan mengatakan: Kamu adalah orang yang baik, mau bekerjasama, rajin, dan mau hormat menghormati. Maka saya panggilkan namamu Sitohang Tonga-tonga.
7.Persembahan dan Sitohang Toruan (Ompu Bona Ni Onan). Setelah diterima persembahan (satti - satti), Ompu Tuan Situmorang mengucapkan terima kasih, diletakkan satti-satti tersebut di atas Tohang yang ada didalam rumah bagian hilir (Toruan atau Jae) dan mengatakan: Kamu adalah orang yang baik, bekerja keras, mau bekerja sama, rajin, dan mau hormat menghormati serta di senangi. Maka saya panggilkan namamu Sitohang Toruan.
Catatan:
a. Nama-nama (panggilan) yang dibuat / ditetapkan oleh Ompu Tuan Situmorang kepada ketujuh cicitnya (nininya) atau anak mangulahinya adalah nama yang balk sesuai karakter, sifat, tempat kejadian (pelaksanaan) dan masing-masing cicitnya (nininya).
b. Nama-nama dan ketujuh cicitnya (nininya) atau anak mangulahi atau nama anak Ompu Tuan Situmorang inilah yang menjadi nama populer dikalangan pompanan Situmorang yaitu : Penyebutan atau pemanggilan Situmorang Sipitu Ama
Setelah selesai acara penyampaian persembahan dan pengesahan nama pemanggilan terhadap cicitnya atau anaknya maka Ompu Tuan Situmorang memberi nasehat, petuah-petuah, dan memberkati seluruh anaknya (cicitnya) agar seluruh keturunan / pomparannya diberkati oleh Tuhan yang Maha Penyayang dan Maha Kuasa yang menjadikan langit, bumi, tanah, laut, matahani, bulan, bintang, manusia, hewan, tumbuhan, dan segala isinya. Kiranya pompanan Ompu Tuan Situmorang menjadi berketurunan yang banyak, gabe, Mamora, makmur, maju, cerdas, berbudaya dan bersatu.
Urat - Palipi - Samosir
Untuk menjadi pertanda (untuk diingat) oleh turunan Ompu Tuan Situmorang maka selesai acara pemberian nama dilanjutkan dengan penanaman pohon yang dinamai Jabi-Jabi Sisangapon. DiJabi-Jabi Sisangapon ini Ompu Tuan Situmorang mengingatkan lagi agar tona (pesan) dan nasehat-nasehat serta hal-hal yang telah disampaikan Ompu Tuan Situmorang untuk dilaksanakan oleh pomparannya.
Jabi-Jabi Sisangapon sampai saat ini dapat kita lihat (jumpai) di dalam lokasi Tugu Ompu Tuan Situmorang di Desa Urat Kecamatan Palipi kabupaten Samosir Sumatera Utara. Untuk mengabadikan nama Ompu Tuan Situmorang pada tanggal 5 — 7 Juli 1990 telah dibangun dan diresmikan Tugu Ompu Tuan Situmorang di Urat kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Sumatera Utara.
Jabi-Jabi Sisangapon
Sekelumit sejarah ringkas Ompu Tuan Situmorang ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan, wawasan dan memperkuat persatuan dan kesatuan bagi pomparan Ni Ompu Tuan Situmorang
Demikianlah sekelumit sejarah ringkas Ompu Tuan Situmorang kami sajikan dan kami sadar bahwa sejarah mi belumlah lengkap, belum sempurna dan kami ajak kepada para pembaca terutama sekali kepada para sejarawan, tokoh-tokoh masyarakat, cerdik-pandai, cendikiawan marga Situmorang untuk memberikan saran, nasehat, data-data, pakta sejarah untuk melengkapi, menyempurnakan, menyusun sejarah Ompu Tuan Situmorang di masa depan.
Baliga Binaligahon Barita Binaritahon
Barita sejarah singkat Ompu Tuan Situmorang.
Kalau ada yang kurang lebih atau kesalahan
Kami mohon di maafkan
Horas Tondi Madingin
Pir Tondi Matogu
Subscribe to:
Posts (Atom)