Thursday 26 September 2013

Untuk Mencintai Aku

Aku adalah sebuah hempasan angin yang selalu hilang ditengah keramaian manusia di bumi.
Rupaku tak kelihatan, bayangku selalu lenyap didalam cahaya yang menerangi.

Aku tak tahu harus berbuat apa.
Merasakan udara dan dinamika sekitar membuatku seolah merasa ada di tengah-tengah mereka yg tak menyadari, betapa buruknya dunia ini sekarang.

Di tengah dunia yang kelam ini, aku melihat sebuah cahaya kecil di lorong sempit.
Aku tak yakin bahwa itu adalah yang kubutuhkan.
Aku mencoba mencari tahu apa benar itu adalah masa depanku.

Setiap hari aku berpikir tanda membutuhkan jawaban dari-Nya.
Tanpa menghiraukan apa yang mereka lihat daripadaku, aku hanya melihat kelebihanku sendiri.


Walau begitu, sangat banyak kekurangan yang ada padaku.
Seluruh manusia di bumi memilikinya, terkecuali aku.
Kepada siapa aku meminta selain kepadaNya.


Namun aku merenung tanda percaya bahwa kaulah cahaya yang akan menutupi ini semua.
Melihatmu saja sudah membunuh sel-sel rusak yang ada dalam organku ini.
Sungguh, saat-saat menantikanmu akan menjadi detik yang seolah tak akan pernah berhenti.
Tak bertemumu saja, sudah membuatku frustasi.


Namun aku tahu, untuk menggapaimu cahaya, butuh lika-liku yang begitu rumit.
Sebuah rumus yang tak akan pernah ditemukan dalam matematika.
Menyusur semak-semak belukar yang membuatku pilihan untuk berhenti atau melewatinya.

Kau.. kau adalah cinta bagiku.
Sebuah cahaya pasti memiliki maksud untuk menerangi, menerangi jalanku yang tersesat.


Lalu, melihat keadaanku, mungkinkah terang itu menjadi milikku?
Pikiran-pikiran ini terkadang membunuhku secara bertahap.
Seolah tak ada masukan yang akan mendukungku melangkahi ini semua.



Semua makhluk di bumi menginginkan kebahagiaan.
Itu normal, tapi semuanya dilakukan dengan instan tanpa ada kesulitan yang menghadapi.


Aku.. disini tugasku hanyalah menjadi perantaraNya dalam memperbaiki kerusakan yang ada.
Tidak seperti yang lain dengan gigihnya menggunakan kekuatan mereka demi menaklukan kefanaan ini.
Sedikit yang akan menerimaku menjadi kepunyaannya.

Cahaya, maukah kau menjadi bagian yang sedikit tersebut?


Aku menunggu, tapi itu tak pantas untuk diteruskan.
Aku harus melangkah melalui semak belukar ini.
Segala jawabanku ada di depan sana.

Cahaya, apakah kau tetap disitu? Suatu saat akan datang daripadamu seorang  yang begitu beruntung.


Dan itu merupakan jawaban dari doa seorang yang menyayangimu.
....